5 Tips Membuat Konten Marketting
Komunitas marketting comunication (Marcom Club) yang beranggotakan 180 staff markom hotel se Jawa Timur, bersilaturahmi
Penulis: Hefty Suud | Editor: Yoni Iskandar
lihat foto
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Heftys Suud
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Komunitas marketting comunication (Marcom Club) yang beranggotakan 180 staff markom hotel se Jawa Timur, bersilaturahmi dengan mengadakan kegiatan sharing content creative, di Koridor Co Working Surabaya, pada Jumat (23/11/2018).
Dalam kegiatan dan kumpul komunitas yang digagas agenda kota bersama dengan dailyhotel.id itu, Head Office Agenda Kota, Pranatha Widya memberikan 5 Tips membuat konten marketing.
Tips yang diberikannya juga dapat digunakan untuk pebisnis pemula. Ini dia, simak tipsnya dari Pranatha.
1. Peka terhadap lingkungan
Membuat konten marketing, tidak bisa hanya fokus pada produk yang akan dijual. Pembuatnya harus peka terhadap sesuatu yang saat ini sedang terjadi.
"Saat ini, konsumen perlu tau kalau dia membeli, selain dapat barang, dia akan dapat apa? Produk-produk yang dijual juga menjawab permasalahan di masyarakat, itu biasanya akan lebih kuat," tutur Pranatha.
Untuk itu, ia mewajibkan pembuat konten marketting harus membuka wawasan ke banyak hal.
"Selain fokus pada produk ini relevan dengan masalah apa? Membuka wawasan juga bisa jadi sumber datangnya ide," ungkap Pranatha.
2. Memperhatikan Target Audience
Membuat konten marketting, menurut Pranatha harus disesuaikan dengan siapa target pemasarannya?
3. Customer Journey
Pranatha mengingatkan, setiap konten pasti memliki tujuan. Namun dalam hal bisnis, saat ini pembuat konten tidak bisa memaksakan tujuannya dalam waktu singkat.
Dalam sebuah merketting content, menurutnya costumer journey adalah hal yang penting.
• Ramalan Zodiak Sabtu 24 November 2018: Pisces Romansa Cinta, Sagitarius Dilema, Mimpi Libra Terwujud
Disebutkannya, costumer journey memikiki tiga tingkatan. Yakni awareness, trust, dan terakhir barulah purchasing.
Awarness merupakan tahap awal dimana pebisnis mulai untuk mengenalkan produknya, manfaat, dan tujuan diadakannya produk.
Pada tahap trust, pebisnis harus dapat memeroleh kepercayaan dari target pemasarannya dengan memastikan keunggulan produk.
Dengan begitu, target pasar akan dengan sendirinya berinisiatif untuk membeli. Tanpa ada ajakan, "Ayo beli".
