Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Soal Insiden Mahasiswa Papua di Surabaya, BPIP Minta Sejarah Indonesia Dilihat Secara Utuh

Menurut Haryono, satu di antara penyebab mendasar yang memicu masalah tersebut adalah minimnya dialog antara mahasiswa Papua, dengan masyarakat

Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM/NUR IKA ANISA
Suasana di depan asrama mahasiswa Papua di Surabaya, masih ramai petugas penjagaan serta wartawan pada Minggu (2/12/2018) malam 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Plt Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Haryono ikut menanggapi insiden Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) yang terjadi di Surabaya beberapa hari yang lalu.

Menurut Haryono, satu di antara penyebab mendasar yang memicu masalah tersebut adalah minimnya dialog antara mahasiswa Papua, dengan masyarakat disekitar asrama mahasiswa Papua.

"Kita selama ini kurang dialog dengan teman yang merasa terpinggirkan dan merasa dirinya belum terwakili padahal harusnya lebih mengutamakan musyawarah, dan komunitasnya pelan-pelan diajak ngomong," kata Haryono saat ditemui usai Seminar Internasional Pancasila di Hotel Shangri-La, Jalan Mayjen Sungkono, Surabaya, Senin (3/12/2018).

Padahal menurut Haryono saat ini pemerintah sudah memaksimalkan pembagunan infrastruktur di Papua sebagai salah satu pendekatan untuk meminimalisasi separatisme.

Solusi Pakde Karwo Atasi Konflik Mahasiswa Papua: Asrama Jangan Diisi Penghuni Satu Kelompok Saja

"Tapi itu saja tidak cukup karena infrastruktur fisik harus diimbangi infrastruktur nilai, salah satunya adalah dengan meluruskan sejarah asal usul bangsa," ucap Haryono.

Menurut Haryono, masyarakat Papua harus melihat mundur sejarah dan tidak hanya mengungkit peristiwa Trikora 1960.

"Kita lacak lebih jauh bahwa manusia pertama di nusantara itu adalah ras milanesia, saudara kita di nusa tenggara dan papua adalah ras yang tertua di nusantara ini," ucapnya.

Selain itu 4 ribu tahun lalu di situs Goa yg ada di Sumsel Palembang, menurut Haryono, menujukkan orang Melanesia adalah yang datang pertama kali di tanah Sumatera.

"Dan jumlah melanesia di seluruh dunia tidak sampai 25 juta. Tapi di NTT dan Papua itu lebih dari 13 juta. Sehingga kalau saudara kita bukan dari Indonesia lalu orang mana," ucapnya.

Untuk itu Haryono mengatakan seharusnya Mahasiswa Papua melihat sejarah Indonesia secara menyeluruh dan bukan hanya tahun 1960 saja.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved