Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berantas Match Fixing Sepakbola Indonesia, Bambang : Rombak Pengurus Lama PSSI

Kasus atur skor yang terjadi,menyeret beberapa nama yakni Hidayat Exco PSSI,hingga akhirnya mundur.Bambang Suryo menilai ini libatkan oknum PSSI.

Penulis: Dya Ayu | Editor: Sudarma Adi
SURYA/DYA AYU
Bambang Suryo saat ditemui di Malang, Rabu (5/12/2018). 

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Kasus match fixing atau pengaturan skor yang terjadi di sepakbola Indonesia, menyeret beberapa nama.

Salah satunya Hidayat Exco PSSI, hingga akhirnya mundur dari jabatannya.

Menurut Bambang Suryo Manajer Metro FC yang dulunya merupakan runner match fixing, dalam belenggu pengaturan skor ini tak sedikit melibatkan oknum dari orang PSSI.

Bambang Waluyo Minta PSSI Segera Perangi Pengaturan Skor

Untuk itu, bagi Bambang apabila sepakbola ingin maju, maka harus ada perombakan pengurus di dalam PSSI, sebab selama Bambang melancarkan kasus pengaturan skor, pengurus yang seharusnya memberantas kasus ini justru terlibat di dalamnya.

"Saya rasa harus ada perubahan di dalam tubuh PSSI, terutama orang-orang lama dan oknum lama yang masih bermain-main," kata Bambang Suryo pada TribunJatim, Jumat (7/12/2018).

Apabila ada perubahan dalam tubuh PSSI, Bambang menilai sedikit banyak kasus pengaturan skor akan berkurang.

Namun itu semua juga harus ditunjang dengan pemantauan terhadap keuangan tim peserta kompetisi baik di Liga 1 dan Liga 2.

Ramai Soal Pengaturan Skor, Bambang Suryo: di PSSI Masih Ada Orang Bersih yang Memiliki Hati Nurani

"Mungkin kompetisi tahun depan sudah akan berkurang, kalau hilang seluruhnya itu tidak mungkin. Tapi kalau memang mau bersih, jangka waktu paling 2 sampai 3 tahun mungkin sudah bersih asal dengan catatan manajemen tim juga bersih," jelasnya.

Tak hanya meminta ada perubahan dalam kepengurusan PSSI, Bambang juga berpesan pada para mafia dan oknum yang kini masih melakukan pengaturan skor untuk segera menghentikan kasus terlarang itu.

"Yang masih bermain main tolonglah segera tobat, tobat nasuha dan tobat nasional, takutlah dengan azab dan takutlah dengan kisah nyata yang ada di televisi itu. Sudahlah. Sekalipun nanti saya kejadiannya seperti Munir, saya akan mati secara nasuha dan jihad saya untuk sepakbola. Saya tidak main-main. Saya sudah bicara pada anak istri saya," tambahnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved