Natal dan Tahun Baru
Jelang Natal 2018, Penjualan Pohon Cemara di Kota Batu Menurun Dibanding 2017, ini Curhatan Pedagang
Menjelang Natal 2018, penjualan pohon cemara tidak begitu dirasakan oleh penjual sekaligus petani pohon cemara di Kota Batu
Penulis: Sany Eka Putri | Editor: Ani Susanti
TRIBUNJATIM.COM - Hari Raya Natal identik dengan pohon natal dari pohon cemara.
Menjelang Natal 2018, penjualan pohon cemara tidak begitu dirasakan oleh penjual sekaligus petani pohon cemara di Kota Batu.
Bakri (63), seorang pedagang sekaligus petani cemara di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu mengatakan, sejauh ini konsumen yang membeli pohon cemara tidak begitu banyak dibanding tahun kemarin.
Saat ini, rata-rata dalam satu minggu hanya laku sekitar 7 pohon, bahkan bisa kurang dari itu.
Sedangakan tahun kemarin bisa mencapai lebih dari 10 pohon yang terjual.
"Tidak begitu banyak. Paling yang beli banyak itu orang bakul atau kulakan. Karena kan sekarang ada pohon cemara yang dari plastik dan lebih murah," kata Bakri, Selasa (18/12/2018).
• Sarasehan Persiapan Natal dan Tahun Baru, Pakde Karwo Tekankan Budaya Silaturahmi dan Musyawarah
Dalam sehari, penjualan sampai 10 pohon cemara dengan ukuran tinggi 1,5 meter itu merupakan jumlah banyak.
Pohon cemara dengan ukuran 1,5 meter dihargai Rp 750 ribu.
Di lahan milik Bakri, ada sekitar 70 pohon lebih dengan ukuran berbeda.
Yang berukuran 2 meter lebih ada 10 pohon, dan dijual dengan harga sekitar 1 juta.
Sedangkan ukuran paling kecil sekitar 1 meter dijual dengan harga Rp 25 ribu.
"Harga cemara mahal karena menanamnya yang lama. Bisa sampai empat tahun agar bisa tinggi. Tapi tidak sulit menanam cemara," imbuhnya.
• Liburan Sekolah, Natal dan Tahun Baru, Stasiun Waru Sidoarjo Diserbu Calon Penumpang
Karena, lanjut Bakri, hanya membutuhkan perawatan obat sekitar satu bulan sekali saja.
Ada dua jenis cemara yang ia budidaya, yaitu jenis cemara kipas emas dan cemara rentes.
Yang paling banyak dipesan itu jenis cemara rentes.
