Rumah Politik Jatim
Yusril Ihza Mahendra Didesak Mundur dari Ketua Umum Partai Bulan Bintang
Kaban mengatakan, gonjang-ganjing politik di tubuh PBB saat Yusril Ihza Mahendra menjadi pengacara Jokowi belum bisa dipahami secara jernih.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Forum Silaturahmi Dewan Dakwah Indonesia (DDI) Jatim bersama pondok pesantren yang tergabung dalam BKSPPI, tokoh masyarakat, ormas Islam, dan cendekiawan muslim merekomendasikan Ketua Majelis Syuro DPP Partai Bulan Bintang (PBB), MS Kaban agar menegur keras Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra karena inkonsistensinnya sikap Yusril dalam Pilpres 2019.
"DDI bersama seluruh keluarga besar merasa berkewajiban mengawal dan menyerukan arah politik umat, khususnya kepada kader Partai Bulan Bintang. Dewan Dakwah selaku wali amanah bersama 27 ormas Islam yang turut membidangi lahirnya PBB untuk melanjutkan perjuangan politik Partai Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia)," kata Ketua Majelis Syuro Dewan Dakwah Jati, Tamat Anshory Ismail, saat ditemui usai forum yang diselenggarakan di Hotel Namira, Jalan Wisma Pagesangan, Surabaya, Minggu (30/12/2018).
• Begini Tanggapan MS Kaban Soal Desakan Agar Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB
• Bantu Korban Tsunami Banten dan Lampung, Nasdem Jatim Siap Kirim 38 Truk Bantuan
Sementara itu, Kaban sendiri memaparkan bahwa gonjang-ganjing politik di tubuh PBB saat Yusril Ihza Mahendra menjadi pengacara pasangan calon presiden nomor urut 01 belum bisa dipahami secara jernih oleh keluarga besar simpatisan dan kader PBB.
Walaupun memang dalam banyak kesempatan Yusril Ihza Mahendra telah menegaskan bahwa sikapnya tersebut merupakan kapasitas profesinya sebagai pengacara, bukan sebagai pimpinan partai.
Thohir Luth, seorang cendekiawan muslim juga mengungkapkan dirinya tidak bisa menerima logika dari Yusril Ihza Mahendra.
• PBB Gonjang-ganjing, DDI Jatim Undang Tokoh Ormas dan Ponpes Untuk Beri Masukan kepada HMS Kaban
"Komitmen perjuangan politik harus di depan komitmen profesi. Jika lebih berat kepada komitmen profesi, sebaiknya mundur dan letakkan jabatan politik agar umat tidak risau dengan arah gerak Pak Yusril," ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Chairul Jaelani, anggota Majelis Syuro DDI Jatim dan Keluarga Besar PII Jatim.
Dia mengutarakan dalam dialek Suroboyoan yang khas.
"Jare komitmen profesi, kok gak dibayar, gratis sisan, perilaku profesi sing nggarai bingung wong akeh (katanya komitmen profesi, kok gak dibayar, gratis pula, perilaku profesi yang bikin orang banyak bingung)" kata Chairul Jaelani.
• Projo Jatim Imbau Masyarakat Tak Terprovokasi Berita Hoaks Terkait Jokowi-Maruf Amin
• Kubu Jokowi Sarankan Prabowo Subianto Bandingkan Indonesia dengan Negara yang Selevel
Panelis lain, Daniel M Rosyid berpandangan bahwa memang ada 'grand design' untuk melakukan upaya ' depolitisasi', deislamisasi terhadap kelas menengah terdidik agar jauh dari nilai-nilai dan ideologi.
Namun begitu, pada kesempatan yang sama, MS Kaban menyampaikan seribut apapun dan seriuh apapun, PBB harus tetap utuh.
"Puluhan tahun saya mengenal Pak Yusril selaku pribadi yang tetap konsisten dalam perjuangan. Tentang sikap PBB terkait Pilpres, tunggu di forum rakernas yang akan digelar Januari mendatang," pungkas Kaban.