Tak Ada Penarikan Tiket Retribusi, Wisata Kampung Kerapu Situbondo Padamkan Air Mancur Warna Warni

TRIBUNJATIM.COM, SITUBONDO - Kepala Dinas Perikanan Pemkab Situbondo, Eko Prayudi, akhirnya mulai angkat bicara terkait banyaknya keluhan dan protes dari kalangan masyarakan terkiat sering matinya air mancur di wisata Kampung Kerapu, Dusun Gundil, Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo.

Menurut Eko, air mancur warna warni di Kampung Kerapu sengaja sering dipadamkan karena biayanya sangat mahal.

"Sejak lama, destinasi wisata Kampung Kerapu air mancur memang sering kita dipadamkan, selain biayanya mahal dan cuacanya tidak mendukung," ujar Eko Prayudi kepada Surya.

Untuk saat ini, kata Eko, air mancur warna warni dihidupkan dua kali selama 30 menit, yakni pada pukul 20.30 WIB dan 22.30 WIB.

• Penangkapan DPO di Jatim, Kejari Situbondo Mampu Tangkap Tiga Orang Selama 2018

Selain itu, lanjut Eko, untuk menghidupoam air mancur membutuhkan tenaga listrik sebanyak 105 ribu watt. Sementara itu anggarannya terbatas dan untuk masuk ke Kampung belum ada penarikan tiket.

"Untuk membayar biaya listriknya saja kita kelimpungan," katanya.

Untuk mengatasi keterbatasan anggaran tersebut, Eko menjelaskan, pihaknya berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat untuk membuat peraturan desa (perdes) terkait penarikan retribusi di Kampung Kerapu.

"Kita sedang mendiskusikan untuk kerjasama dengan desa terkait, nanti ada bagi hasilnya," tukasnya.

Destinasi wisata Kampung Kerapu baru yang dikembangkan Pemkab Situbondo dalam rangka pencanangan Tahun Kunjungan Wisata tahun ini.