Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Lapaknya di Jalan Ngaglik Dibongkar Satpol PP Surabaya, Nenek Dua Cucu Mengaku Pusing dan Bingung

Dari kejauhan, Ia hanya bisa melihat para PKL lelaki dibantu Petugas Satpol PP Surabaya membongkar 12 lapak milik teman-temannya.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Melia Luthfi Husnika
TRIBUNJATIM.COM/LUHUR PAMBUDI
Sawati saat berbincang hangat dengan wartawan TribunJatim.com sembari ratapi lapaknya 

Laporan Wartawan TribunJatim.com,  Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sawati (49) mengenakan jaket jeans Levi Strauss warna biru itu, hanya bisa meratapi kios gerobak tempatnya berjualan sepatu dibongkar Petugas Satpol PP Surabaya, Senin (7/1/2019).

Dari kejauhan, Ia hanya bisa melihat para PKL lelaki dibantu Petugas Satpol PP Surabaya membongkar 12 lapak milik teman-temannya.

Ditengah terik matahari pukul 10.35 WIB,  ia mengeluh kepalanya pusing.

Saat ditanyai lebih lanjut oleh TribunJatim.com, Sawati mengaku bingung menghadapi situasi pembongkaran yang mendadak pagi itu.

Satpol PP Surabaya Juga Bongkar Lapak di Jalan Kapasan, Ada 30 PKL Dipindah ke Sentra PKL Gembong

"Tadi saya ditelpon saudara, kalau toko dibongkar sekarang saya bingung," katanya pada TribunJatim.com

Nenek dua cucu itu mengaku telah menjanda, suaminya sudah meninggal.

Saat ini ia tinggal bersama kedua anaknya yang masih sekolah.

"Saya berjualan sepatu bergantian sama anak saya," lanjutnya.

Seusai pulang sekolah anaknya akan menyusul ke kios di Jalan Ngaglik dan menggantikannya hingga malam hari.

Sawati mengaku telah berjualan sepatu di Jalan Ngaglik selalu 15 tahun lalu.

Berjualan di lokasi itu, menurut Sawati, enak. Karena tak ada beban iuran bulanan.

Satpol PP Surabaya Susah Payah Bongkar Lapak Jalan Ngaglik Pakai Palu,Dipindah ke Sentra PKL Gembong

"Disini gratis semuanya, gak bayar apa-apa," katanya.

Kendati demikian, bukan berarti omzet bulanan yang diterimanya bisa terbilang lumayan.

Sawati mengeluh, berjualan di sini penghasilannya tak menentu.

"Akhir-akhir ini saya cuma dapat Rp 200 Ribu, malah sering nombok (mendalangi pengeluaran,red),"

Ia berharap, di dalam area Sentra PKL Gembong nanti bisa mendapat penghasilan lebih baik dari tempat sebelumnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved