Pameran Equilibrium di House of Sampoerna Surabaya, Angkat Lukisan Lingkungan Hingga Wayang Gareng
Pameran Equilibrium di House of Sampoerna Surabaya, Angkat Lukisan Lingkungan Hingga Wayang Gareng.
Penulis: Samsul Arifin | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Empat perupa asal Jatim pamerkan 25 karya seni lukis bertajuk ‘Equilibrium’ selama satu bulan ke depan, dari 18 Januari hingga 9 Februari 2019 di Galeri Paviliun House of Sampoerna, Surabaya.
Mereka di antaranya, Agus Salim, Catur Hengki Koesworo, Edit Supriyanto dan Zainul Qusta.
Equilibrium dianalogikan sebagai titik nol atau awalan dimana para seniman ini berangkat memulai sebuah pencarian jati diri, yang akhirnya diwujudkan dalam sebuah konten visual.
• House Of Sampoerna Gandeng Empat Seniman Pamerkan Seni Lukis Bertajuk Equilibrium
Seperti dikatakan satu di antara seniman yakni Agus Salim.
Dia mengatakan, sebagian besar dari lukisannya ini memiliki perhatian besar hubungan antara alam dan manusia.
“Saya basic daerah pegunungan, saya ingin mengangkat lingkungan sekitar saya misalnya alih fungsi hutan yang diganti proyek dan sebagainya,” ujar Agus yang memamerkan enam lukisannya, Rabu, (16/1/2019).
• Pameran Simulacra House of Sampoerna, Mengintip Landscape Kota Gresik dalam Lukisan Secangkir Kopi
Sementara itu, seniman lainnya Edie Supriyanto mengangkat karakter wayang Gareng.
Dia menjelaskan dalam pameran ini para seniman ingin memberikan konsep tersendiri.
“Salah satunya karya saya wayang Gareng dalam filosofi Gareng ada konsep bahwa digambarkan sosok Gareng itu mempunyai fisik yang pincang seperti kaki pincang tangan yang patah,” jelasnya.
“Artinya kita harus berhati-hati dalam mengambil keputusan dalam gambaran kaki pincang, berhati-hati dalam melangkah dalam kehidupan. Sedangkan tangan yang patah mengartikan berhati-hati untuk tidak boleh mengambil hak orang lain, umumnya bisa seperti korupsi,” tambahnya.
Terpisah, Zainul Qusta memvisualisasikan pesannya dalam wujud bidang-bidang yang berbentuk tak tentu.
Sedangkan Catur Hengky Koeswoyo menggambarkan fenomena yang tengah terjadi dan menggerakan di Indonesia dengan gaya ilustrasi yang menarik.