Dua Balita Dusun Sanan Blitar Ini Menangis Keras, Tunggui Bapaknya Yang Meninggal di Tempat Tidur
Dua Balita Dusun Sanan Blitar Ini Menangis Keras, Tunggui Bapaknya Yang Sudah Meninggal di Tempat Tidur.
Penulis: Imam Taufiq | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Di saat warga Dusun Sanan, Desa Jugo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, Rabu (16/1) malam atau sekitar pukul 19.30 WIB, lagi beristirahat, mendadak dikejutkan dengan suara tangis dua balita.
Mereka menangis cukup keras sehingga mengundang kecurigaan warga.
Begitu dicek warga, ternyata dua balita yang tak lain kakak beradik itu sepertinya sedang ketakutan.
• Masih Urus Persyaratan, Tiga CPNS Kota Blitar Izin Belum Bisa Kumpulkan Berkas Hari ini
Sebab, selain rumah kontrakannya gelap akibat lampunya belum dinyalakan, yang mengejutkan warga, mereka lagi menunggui bapaknya yang terbaring di tempat tidurnya seperti orang tertidur.
Begitu dibangunkan warga, ternyata bapaknya yang diketahui bernama Andre Suyanto (32), sudah tiada.
Akhirnya, malam itu, warga sekampung itu geger karena tersiar kabar ada warga yang mengontrak rumah di kampungnya meninggal dunia, mendadak.
Ditambahkan, ia meninggalkan dua anaknya, yang masih balita.
• Persiapan Pemilu, KPU Kota Blitar dan Dispendukcapil Jemput Bola Perekaman KTP-el Penghuni Lapas
Yakni, yang perempuan berusia 4 tahun, sedang yang laki-laki berusia 3 tahun.
Sementara, ibunya dikabarnya jadi tenaga kerja wanita (TKW) ke Singapura.
"Korban saat diketahui warga ya seperti orang tertidur karena di atas kasur kamarnya. Sementara kedua anaknya, menangis di dekatnya," ungkap AKP Lahuri, Kapolsek Kesamben, Kamis (17/1) siang.
Selanjutnya, malam itu juga jenazah korban dibawa ke rumah duka, yang ada di Desa Pagergunung, Kecamatan Kesamben atau berjarak sekitar 5 km dari rumah kontrakannya tersebut.
Malam itu atau sekitar pukul 19.30 WIB, Ny Rukini, pemilik rumah yang dikontrak korban itu melihat rumah yang ditempati korban gelap.
Yang aneh, kedua anak balita korban terdengar menangis terus dan kian kencang.
Curiga dengan tangis kedua balita itu, Ny Rukini menyuruh anaknya, Aziz (16), untuk mengeceknya.
Karena rumahnya gelap, Aziz menyalakan lampunya dan diketahui kedua balita menangis di dalam kamar.