Rumah Politik Jatim
Pengamat SSC: Debat Pilpres 2019 Tak Lebih Menarik Dibanding Debat Pilgub Jatim
Lembaga survei Surabaya Survei Centre (SSC) memberi penilaian pada acara debat pemilihan presiden jilid pertama, Kamis (17/1/2019) kemarin.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Lembaga survei Surabaya Survei Centre (SSC) memberi penilaian pada acara debat pemilihan presiden jilid pertama, Kamis (17/1/2019) kemarin.
Lembaga itu menilai Debat Pilpres 2019 tak lebih menarik dibanding debat pemilihan Gubernur Jatim pada 2018 silam.
Pada pilgub Jatim silam pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak berdebat dengan pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno.
Minimnya program yang disampaikan pasangan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin maupun pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada debat tersebut menjadi salah satu alasannya.
(Koper Isi 3656 Benur Mau Diperiksa, Pria dari Surabaya Ini Mau Kabur,Keburu Dibekuk Petugas Juanda)
"Debat Capres/Cawapres perdana semalam jauh dari kata menarik, apalagi inspiratif. Bahkan, kami menilai jauh lebih menarik debat pilgub jatim 2018 dalam semua aspek," kata Direktur SSC, Mochtar W Oertomo ketika dikonfirmasi di Surabaya, Jumat (18/1/2019).
Hal ini cukup ironis mengingat debat menjadi salah satu instrumen pemilih dalam menentukan pilihan.
Menurut Mochtar, hal ini menjadi satu efek negatif dari keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang membocorkan kisi-kisi pertanyaan debat.
"Setelah sekian lama publik dibuat menunggu dan penasaran terhadap debat perdana ternyata yang tersaji seperti sebuah kontes lomba cerdas cermat atau lomba menghafal jawaban," katanya.
Debat perdana hampir tidak memberikan penawaran dan terobosan kongkret bagaimana cara berbangsa dan bernegara kedepan menjadi lebih maju, sejahtera dan beradab.
"Jauh dibanding debat pilgub Jatim 2018 yang penuh dengan adu gagasan subtantif dan penuh pelajaran adab dan respek dlm kompetisi politik," katanya.
(Ujicoba Arema FC Vs Tanobel FC Menang Telak, Milomir Seslija Mengaku Puas)
(Koper Isi 3656 Benur Mau Diperiksa, Pria dari Surabaya Ini Mau Kabur,Keburu Dibekuk Petugas Juanda)
Ia menilai kedua paslon tidak tampil natural sesuai karakter dan kepribadian masing-masing.
"Dua jam terasa menjadi sangat lama dan menjemukan karena yang disajikan berupa penampilan paslon yang kaku, tidak eksploratif, tidak elaboratif dan monoton," katanya.
Mochtar lantas mencontohkan beberapa sikap abnormal kedua paslon yang dinilai bentuk masukan dari tim masing-masing.
"Kedua paslon tampil tidak sebagai dirinya sendiri. Jokowi yang biasanya santai dan penuh kelakar menjadi terkesan tegang, kaku dan bahkan ofensif," kata Mochtar.
"Sebaliknya, Prabowo yang biasanya berapi-api dan ofensif justru terkesan gamang dan bingung karena berusaha bersikap santai dan santun," jelasnya.