Pernah Ditawari Jadi Menteri, Boediono Ungkap Cara Megawati Soekarnoputri Pimpin Kabinetnya
Boedioono ceritakan pengalamannya saat dia ditawari posisi sebagai menteri oleh Megawati Soekarnoputri
TRIBUNJATIM.COM - Sebuah pengakuan disampaikan oleh mantan Menteri Keuangan pada Kabinet Gotong Royong, Boediono.
Pengakuan itu terkait pengalamannya saat ditawari posisi menteri oleh Megawati Soekarnoputri, yang saat itu menjabat sebagai presiden.
Tawaran itu datang melalui sambungan telepon pada 7 Agustus 2001, pukul 20.00 WIB.
Hal ini dia ceritakan dalam peluncuran buku "The Brave Lady" yang digelar tepat pada hari ulang tahun Megawati.
• Pesan Megawati di HUT PDIP Ke 46, Logos: Jangan Bertindak hal yang Bertentangan dari Amanah Rakyat
"Di sebelah sana ada suara Presiden Megawati Soekarnoputri, suatu kejutan, ada apa? Beliau tanpa basa-basi langsung menawarkan posisi sebagai menkeu di kabinet beliau," ujar Boediono dalam peluncuran buku "The Brave Lady" di Grand Sahid Jaya, Rabu (22/1/2019).
Boediono merasa terhormat mendapatkan tawaran itu dan menerimanya. Namun, rupanya kejadian itu memberi kesan khusus kepada Boediono.
Hal ini karena dia dan Megawati sebetulnya belum pernah bertatap muka.
"Bu Mega juga belum pernah bertemu saya," ujar dia.
Boediono yakin Megawati mendapat informasi tentang dirinya dari orang kepercayaannya.
Namun dia tidak habis pikir Megawati langsung memercayainya dan menawarkan jabatan menteri.
Dia pun menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan Megawati memang berlandaskan kepercayaan.
"Saya ingin garis bawahi dalam kepemimpinan beliau selama Kabinet Gotong Royong, beliau mengandalkan kepemimpinan berdasarkan trust, saling kepercayaan. Ini sangat penting karena justru di situ kekuatan dari suatu tim," kata dia.
Boediono mengatakan, gaya kepemimpinan ini pada akhirnya memengaruhi ritme kerja dalam kabinet.
Megawati mempercayakan pekerjaan rutin kepada menterinya tanpa banyak intervensi. Para menteri memiliki otonomi untuk menjalankan kementerian masing-masing.