Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Emas Bakal Tetap Jadi Komoditas Investasi Yang Gurih Pada 2019, Baik Investasi Berjangka dan Riil

Emas Bakal Tetap Jadi Komoditas Investasi Yang Gurih Pada 2019, Baik Riil dan Investasi Berjangka.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Sudarma Adi
SURYA/SRI HANDI LESTARI
Teddy Prasetya, Chief Business Officer PT Rifan Financindo Berjangka (RFB), saat membuka kegiatan investment outlook dengan tema "Kemilau Emas di Tahun Babi 2019" di Hotel Ritz Carlton Kuningan, Jakarta, Jumat (25/1) malam. 

TRIBUNJATIM.COM, JAKARTA - Investasi emas di tahun Babi Kayu pada 2019 ini masih akan menarik sebagai komoditas investasi.

Mengingat emas memiliki sifat yang Liquid.

"Sifat liquid ini menjadikan emas lebih fleksibel dibanding properti maupun komoditas lainnya, seperti tambang atau perkebunan.

Baik secara riil dengan belanja Emas, maupun investasi di atas kertas seperti perdagangan berjangka," kata Teddy Prasetya, Chief Business Officer PT Rifan Financindo Berjangka (RFB), di sela kegiatan investment outlook dengan tema "Kemilau Emas di Tahun Babi 2019" di Hotel Ritz Carlton Kuningan, Jakarta, Jumat (25/1) malam.

Pura-Pura Kecopetan, Sindikat Penipu Ini Jual Emas Palsu di Blitar, Digerebek Polisi di Jalan

Hal itu berlaku di tahun 2019 yang akan tetap menjadi derivatif primadona di tengah ketidakpastian global yang belum mereda hingga sekarang dan tahun politik 2019.

Emas juga menjadi salah satu produk yang diminati untuk transaksi bilateral.

"Itu juga yang menjadi emas sebagai andalan kami untuk meningkatkan volume transaksi bilateral maupun multilateral," tambah Teddy.

Apalagi tahu tahun 2019 ini, RFB menargetkan volume transaksi bisa mencapai 1,5 juta lot yang terdiri atas 1,1 juta lot untuk volume transaksi bilateral, dan 400.000 volume transaksi multilateral.

Investasi Asing Buka Industri Alas Kaki di Indonesia,Aprisindo Jatim Nilai Bisa Kurangi Pengangguran

Realisasi angka tersebut, akan didukung dengan pengembangan infrastruktur dan ekspansi sumber daya manusia.

Salah satunya dengan penambahan jumlah dan skill tenaga pemasaran di tiap cabang.

Saat ini RFB memiliki 10 kantor yang tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Solo, Medan, Pekanbaru, Palembang, dan Jogjakarta.

"Harapan dan peluang masih terbuka luas untuk pertumbuhan pasar Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) pada tahun ini.

Meski akan digelar pesta demokrasi pada April mendatang. Potensi terjadinya dinamika pada harga-harga komoditas itu pasti, namun pasar akan tetap stabil karena beberapa potensi permintaam kopi dan emas diprediksi masiu akan tetap tinggi," ungkap Teddy.

Sementara itu untuk produk investasi sistem perdagangan alternatif, seiring dengan membaiknya tingkat pertumbuhan perekonomian Indonesia pada tahun ini, maka kemampuan berinvestasi nasabah pun mengalami peningkatan.

"Yang jelas fokus strategi kami tetap sama dengan sebelumnya, yaitu mengedukasi masyarakat seluas-luasnya agar makin banyak yang memahami dan meyakini pilihan berinvestasi di PBK dan berinovasi merancang aneka produksi investasi yang memenuhi kebutuhan nasabah dan pasar," jelas Teddy.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved