Tahun Baru Imlek
Jelang Imlek, Harga Bahan Baku Dupa Naik, Perajin di Wagir Malang Keluhkan Bambu Mulai Langka
Perayaan Tahun Baru Imlek tinggal menghitung hari. Jelang perayaan Tahun Baru Imlek, harga bambu meningkat.
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Perayaan Tahun Baru Imlek tinggal menghitung hari.
Jelang perayaan Tahun Baru Imlek, harga bambu meningkat.
Hal itu membuat harga dupa juga ikut naik.
Kini, harga untuk satu batang bambu dijual dengan harga Rp 30 ribu untuk ukuran besar dan ukuran kecil dihargai Rp 25 ribu.
• Penandatanganan Perjanjian Kinerja, Sanusi Ingin OPD di Pemkab Malang Tingkatkan Kualitas Kerja
• Arema FC Ajukan Permohonan Banding kepada PSSI Terkait Sanksi Seumur Hidup Yuli Sumpil
Padahal sebelumnya, satu batang bambu berukuran besar dihargai Rp 20 ribu dan yang kecil dihargai Rp 15 ribu.
Sumiatin, satu di antara perajin dupa di Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang menuturkan, kondisi naiknya harga bahan baku ini sudah ia rasakan sejak satu bulan terakhir.
Sumiatin pun mengatakan, setiap jelang Tahun Baru Imlek, harga bambu naik.
"Karena banyak yang butuh buat dupa, biasanya jelang hari besar umat Hindu dan Imlek harga bambu biasanya naik," ujar Sumiatin, Selasa (29/1/2019).
• Tolak Aksi Suap, Ketua Umum PSI Grace Natalie Sobek Amplop Coklat di Depan Kantor DPRD Kota Malang
• Hasil Undian Ronde Kelima Piala FA 2018-2019 Mempertemukan Chelsea dan Manchester United
Sumiatin menambahkan, kini bambu terasa tidak sebanyak dulu alias mulai langka.
Beruntung wanita berusia 55 tahun itu sudah memiliki rekanan pemasok bambu untuk usahanya.
Sementara perajin lainnya yakni, Rusdi (60) warga Wagir Malang juga merasakan kesulitan bahan baku.
Ia mengaku harus berebut bahan baku dengan perajin yang lain.
• Madura United Vs Cilegon United, Dejan Antonic Optimistis Timnya Lolos 16 Besar Piala Indonesia
• 7 Hotel Murah Dekat Museum Angkut Batu Mulai dari Rp80 Ribuan, Sudah Dapat WiFi dan AC
Memang, permintaan peralatan sembahyang itu juga alami kenaikan.
Kini permintaan bisa mencapai empat kuintal dupa.
"Jumlah produksi tergantung dengan cuaca. Kalau cuaca lagi bagus, dan sinar matahari bagus, ya bisa bagus juga hasilnya. Kalau hujan ya kurang bagus," ujar Rusdi.