Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Simulasi Tanggap Bencana Alam untuk Penyandang Tuna Netra, Diajari Proses Evakuasi

Simulasi Tanggap Bencana Alam untuk Penyandang Tuna Netra, Diajari Proses Evakuasi oleh Persatuan Tuna Netra Indonesia.

TRIBUNJATIM.COM/HANIF MANSHURI
Para penyandang tuna netra saat praktik dan mendengarkan tutor menjelaskan materi, Rabu (30/01/2019) 

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Bencana bisa terjadi kapan saja, dimana saja dan pada siapa saja.

Tak hanya warga biasa saja yang patut bersiap untuk menghadapi segala bencana, namun para penyandang disabilitas juga patut dibekali untuk waspada terhadap bencana alam.

"Yang menginspirasi kami untuk melakukan ini, karena bencana itu bisa menimpa siapa saja. Termasuk mereka disabilitas," kata Ketua Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Lamongan, Try Febri Khirun Nidhom, saat menggelar pelatihan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) Inklusif, Rabu (30/01/2019).

Menurutnya, pelatihan pengurangan resiko bencana ini untuk meningkatkan kemandirian anggotanya, termasuk dalam proses evakuasi saat menghadapi bencana alam.

Polsek Tegalsari Ikut Upacara Bareng Siswa Tuna Netra, Kompol David: Kami Belajar ke Mereka

"Pelatihan semacam ini sangat penting untuk mengurangi ketergantungan penyandang tuna netra, " katanya.

Sebab selama ini mereka lebih banyak menjadi objek evakuasi. Dan kalau bicara masalah evakuasi, perindividu berhak mengevakuasi. Itulah yang ingin dicapai.

"Nah, bagaimana teman-teman bisa mengevakuasi dirinya dan menolong yang lain," katanya.

Materi yang diberikan dalam pelatihan ini, lanjut Febry, lebih pada memberikan pemahaman tentang apa yang harus dilakukan saat terjadinya bencana, khususnya banjir dan gempa.

Begini Mandirinya Terapis Pijat Tuna Netra di Surabaya Berangkat Kerja ke Gedung Siola

Selain diberikan pemahaman dalam bentuk materi, peserta yang penyandang tuna netra ini juga diajak praktik langsung.

"Jadi apa yang kita perdengarkan ke mereka, itu yang akan kita sentuhkan ke mereka. Ini loh jalur evakuasi, ini loh suara sirine tanda bahaya," ujarnya.

Tes CPNS 2018 Digelar Hari Ini, 7 Peserta Tuna Netra di Jatim akan Didampingi Panitia  

Lebih lanjut Febry mengatakan, pelatihan PRB Inklusif ini sengaja dilakukan secara bertahap, sebab penyandang disabilitas memerlukan waktu lebih lama untuk mengenal-hal baru.

Ini hal baru, jadi untuk memasukkan hal-hal baru seperti ini butuh proses yang agak panjang. "Jadi saat ini cenderungnya kita masih proses penyadaran, kenapa harusv ada PRB inklusif," ungkapnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved