Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Banjir Surabaya Barat

Hujan Deras, Plengsengan Sungai Metro Malang Ambrol Sepanjang 100 Meter, Satu Rumah Hampir Ambles

Hujan Deras, Plengsengan Sungai Metro Malang Ambrol Sepanjang 100 Meter, Satu Rumah Hampir Ambles.

Penulis: Rifki Edgar | Editor: Sudarma Adi
SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO
Kondisi plengsengan yang ambrol akibat tergerus aliran sungai di jembatan Klayatan, Gang 1, Kelurahan Bandung Rejosari, Kota Malang, Kamis (31/1/2019). Ambrolnya plengsengan yang belum satu tahun dibangun setelah hujan deras yang mengguyur Kota Malang pada kamis (31/1/2019) dini hari ini mengancam sejumlah rumah di kawasan ini. 

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Plengsengan yang terdapat di bantaran Sungai Metro ambrol di Klayatan Gang I, Kelurahan Bandung Rejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang ambrol pada Rabu (30/1/2019).

Kejadian tersebut mengakibatkan rumah warga milik Bu Pani hampir saja ikut ambles lantaran berada di atas plengsengan tersebut.

Menurut Agus Demit, Relawan yang berada di sana mengatakan, plengsengan sepanjang 100 meter ambrol disebabkan hujan yang cukup deras pada malam itu.

"Dari kesaksian warga sekitar, kejadian ambrolnya plengsengan itu malam hari sewaktu hujan deras. Namun warga baru mengetahuinya keesokan harinya pukul 09:00 WIB," ucapnya saat dihubungi, Kamis (31/1/2019).

Disebut Menyulitkan Mantan TKI untuk Perpanjang Paspor, Kantor Imigrasi Kelas I Malang Angkat Bicara

Plengsengan yang baru selesai bulan Mei 2018 itu, menurut kesaksian warga kondisi konstruksinya memang kurang baik.

Hal itu bisa dilihat dari posisi kemiringan plengsengan yang menurut sebagian warga posisinya kurang miring.

"Pondasinya memang kurang kuat jika dilihat dari konstruksi bangunan. Warga juga menyebut bahwa kejadian ini yang kedua kali setelah seminggu sebelumnya plengsengan telah ambrol juga di sisi yang lain," ucapnya.

Nekat Curi Sepeda Angin, Remaja 16 Tahun di Malang Ditangkap Polsek Sukun, 2 Rekannya Melarikan Diri

Sementara itu, dari kesaksian Bu Pani melalui Agus Demit, menjelaskan bahwa Bu Pani selalu was-was saat hujan mengguyur pada malam hari.

Dirinya takut, mana kala sewaktu-waktu rumahnya ikutan ambrol terbawa arus air lantaran kondisi lahan di samping rumahnya itu mulai retak.

"Dia (Bu Pani) sempat mengeluh, karena tiap malam tidak bisa tidur takutnya rumahnya ikutan ambruk. Selain itu, dia juga mengeluh, karena septic tank yang baru ia bangun ikut ambrol gara-gara plengesengan itu ambruk," tandasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved