Bertemu Bos Maspion, Alim Markus dan Para Buruh, Maruli Hutagalung: Tanpa Bapak Ibu, Ekonomi Mandek
Demi menyerap aspirasi para buruh pabrik, Caleg DPR RI dari Partai Nasional Demokrat, (NasDem), Maruli Hutagalung berkeliling ke sejumlah industri
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Demi menyerap aspirasi para buruh pabrik, Caleg DPR RI dari Partai Nasional Demokrat, (NasDem), Maruli Hutagalung berkeliling ke sejumlah industri di Sidoarjo dan Surabaya, Sabtu (16/2/2019).
Salah satu pabrik yang dikunjungi oleh Maruli adalah pabrik milik Maspion Group.
“Apa kabar teman-teman? Semangat terus ya. Bapak-ibu semua adalah pilar penting perekonomian. Tanpa bapak-ibu semua, ekonomi mandek,” ujar Maruli disambut tepuk tangan ribuan buruh.
Dalam kunjungannya tersebut, Maruli didampingi langsung oleh pendiri dan CEO Grup Maspion, Alim Markus, yang juga ikut memberikan sambutan.
(Indonesia Punya MLA dengan Swiss, Maruli Hutagalung Dukung Jokowi Kejar Uang Haram Sampai Swiss)
Dalam diskusi yang berlangsung santai itu, Maruli sempat menceritakan sekilas pengalaman hidupnya yang pernah bekerja di pabrik setelah lulus STM jurusan listrik.
"Lalu saya merantau naik kapal terombang-ambing tujuh hari di tengah laut menuju NTT. Di NTT saya jadi tukang kebun, tugasnya siram bunga,” ujar Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur 2015-2018 ini.
Namun berkat kerja keras dan keuletannya, Maruli perlahan berhasil memperbaiki nasibnya.
“Terus bekerja yang rajin, kreatif, inovatif,” pesan Maruli.
Caleg DPR RI dari Dapil Jatim I Surabaya-Sidoarjo ini juga menyempatkan diri untuk berkeliling ke sejumlah unit pabrik, mulai pengolahan logam, aluminium, hingga elektronik.
“Wah keren, sudah canggih semuanya. Selamat ya. Ini ekspor ke berbagai negara di dunia,” ujarnya saat melihat produksi berbagai alat rumah tangga dan elektronik.
(Maruli Hutagalung Tak Segan Lapor ke KPK Jika Ada Anggota DPR yang Main Proyek)
Maruli pun mengapresiasi Maspion sebagai kelompok usaha dengan penyerapan tenaga kerja lokal sangat besar.
“Dan di sini kita buktikan bahwa isu serbuan pekerja asing ke Indonesia itu hoaks besar. Seperti di Maspion ini, dari 18.000 karyawan, pekerja dari luar negeri hanya beberapa gelintir saja,” ujarnya.
Terakhir dirinya mengatakan, isu krusial yang wajib diperhatikan dan diberantas bersama adalah korupsi.
“Korupsi menghambat dunia usaha. Kalau perizinan sulit karena korupsi, perusahaan enggak bisa maju, akhirnya enggak bisa serap tenaga kerja. Yang rugi rakyat, bapak/ibu semua,” ujar Maruli.