Rumah Politik Jatim
Untuk Menangkan Pilpres 2019, Para Timses Harus Bisa Raup Suara dari Dua Milenial Jatim Ini
Suara milenial di Jatim menjadi satu di antara penentu kemenangan dalam Pilpres 2019.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Melia Luthfi Husnika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Suara milenial di Jatim menjadi satu di antara penentu kemenangan dalam Pilpres 2019.
Dengan jumlah 27 persen dari daftar pemilih tetap (DPT) atau sebesar 8.2 juta jiwa (umur <20 - 30) milenial di Jatim menjadi rebutan kedua kandidat Capres dan Cawapres.
Peneliti Surabaya Survei Center (SSC), Surokim Abdussalam mengatakan, timses kedua calon harus mengetahui tipikal milenial Jatim yang terbagi menjadi dua, yaitu urban dan rural.
Milenial urban atau di perkotaan, relatif sangat independen dan berdasarkan pemikirannya sendiri dalam menentukan pilihan.
"Berbeda dengan Milenial rural (di pedesaan) kendati rasional dan mulai independen tetapi mereka masih konsultasi pada orang tua dan patronnya," kata Surokim, Rabu (27/2/2019).
• Butuh Tenaga Ekstra dan Biaya yang Tinggi untuk Merebut Suara Milenial di Jatim
Sedangkan di Jatim sendiri, menurut Surokim Abdussalam, mayoritas milenialnya adalah rural dan wilayah periferi (antara kota dan desa).
Melihat kondisi itu, Surokim Abdussalam berpendapat, orang tua tetap menjadi segmen startegis untuk direbut hatinya karena bisa mempengaruhi anak-anaknya yang merupakan milenial rural generasi Y dan Z.
"Ortu di rural ini termasuk patron strategis milenial, jika penetrasi bisa optimum ke kalangan ortu generasi b dan x, saya pikir itu akan memberi pengaruh yang signifikan," lanjutnya.
Namun tetap saja, menurut Surokim Abdussalam, milenial adalah pemilih rasional yang lebih banyak mempertimbangkan atas kapasitas, kompetensi, program dari kandidat Capres dan Cawapres.
Sehingga, tidak ada strategi dominan yang bisa menggaet pilihan milenial karena tipikal milenial bukanlah strong voters tetapi dominan swing voters.
"Perilaku memilih milinial sangat dinamis, perubahan sedikit saja bisa mempengaruhi preferensi mereka dan langsung bisa krosscek ke sumber-sumber lain untuk memeroleh data yang valid. Jadi ke depan pertumbuhan pemilh rasional milenial menurut catatan saya kian signifikan jumlahnya," ucap Surokim Abdussalam.