Cable Car Surabaya Ditargetkan Selesai Mei, Tri Rismaharini Ajak Nelayan Melaut dan Jadi Pemandu
Tri Rismaharini mengatakan, ia ingin para nelayan memiliki 'double job', yakni sebagai nelayan sekaligus pemandu wisata perahu.
Penulis: Delya Octovie | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Usai ikut bersih-bersih memperingati Hari Peduli Sampah Nasional dalam kerja bakti bersama di kaki Jembatan Suramadu dan Taman Suroboyo, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini banyak memberi wejangan pada para nelayan, termasuk soal wisata pendukung cable car, Jumat (1/3/2019).
Proyek cable car yang digadang-gadang akan rampung bulan Mei 2019 bertepatan dengan ulang tahun Kota Surabaya ini, rencananya akan dibuat destinasi wisata yang lengkap dengan sentra PKL dan wisata perahu.
Tri Rismaharini mengatakan, ia ingin para nelayan memiliki 'double job', yakni sebagai nelayan sekaligus pemandu wisata perahu.
• Wali Kota Tri Rismaharini Targetkan Cable Car Rampung Tepat pada Hari Ulang Tahun Surabaya ke-726
• Bejo Sugiantoro Tegaskan Siap Gantikan Djanur pada Laga Perdana Persebaya di Piala Presiden
"Dadi iso ngeterno wisatawan numpak iku (jadi bisa mengantarkan wisatawan naik itu), rundingan mulai saiki tarife piro (rundingan mulai sekarang tarifnya berapa), mubeng e ning endi (memutarnya kemana), ngono ya (begitu ya)," katanya pada dua perwakilan kelompok nelayan, Rohimin dari Kelompok Nelayan Kakap Merah, dan Masruhin Ketua Kelompok Nelayan Ikan Dorang.
Tri Rismaharini meminta para nelayan untuk mematok tarif wisata perahu, tergantung jauh dekatnya, misalnya tarif jika hanya memutari Jembatan Suramadu berbeda dengan tarif bila sampai ke Bulak.
Masruhin menuturkan, wisata perahu sudah dijalankan para nelayan, dengan tarif Rp 5.000.
• Kalahkan SMP Angelus Custos 1 Surabaya, Tim Putri SMPN 1 Blitar Rengkuh Juara Junior DBL East Java
• Basarnas Surabaya Dapat Peralatan Pemotong Bawah Air Baru, Bisa Potong Besi hingga Rangka Pesawat
"Yo ojo Rp 5.000, Rp 5.000 yo murah (ya jangan Rp 5.000, Rp 5.000 ya murah)," tukas Tri Rismaharini.
Nelayan diharapkan mematok harga lebih, namun perahu akan dipercantik dengan cat warna-warni.

"Tapi kudu apik, engkok tak kek i cat, dikek i bendera werno-werni, cik perahune apik. Sing numpak seneng. Kapan awakmu gelem? Tapi pantai ojok digawe kumuh, lek kumuh ya opo pemandangan e mbok tutupi gubuk-gubuk? Wisatawan merene kan pengen ndelok laut (tapi harus bagus, nanti saya beri cat, diberi bendera warna-warni, supaya perahunya bagus. Yang naik senang. Kapan kamu bersedia? Tapi pantai jangan dibuat kumuh, kalau kumuh ya bagaimana pemandangannya ditutupi gubuk-gubuk? Wisatawan ke sini kan ingin lihat laut)," ujarnya.
• Bergaya Indis, ‘Rumah Nyai Ontosoroh’ di Surabaya Ternyata Tak Masuk Cagar Budaya
Tri Rismaharini menyampaikan, ia juga ingin perahu diberi hiasan-hiasan seperti naga bongkar-pasang, sehingga saat nelayan melayani wisatawan, naga bisa dipasang.
Jika nelayan ingin melaut, naga tinggal dilepas.
Ide ini, kata Tri Rismaharini, juga untuk membantu menambah pendapatan nelayan.
Ketika ditanya jumlah pendapatan nelayan sehari, Rohimin menyebut Rp 50.000, bahkan kurang, karena akhir-akhir ini kondisi angin kencang.
• Jadwal Liga Italia Pekan ke-26, Ada Laga Napoli Vs Juventus dan Partai Panas Derbi Roma
• Petugas Satpol PP Surabaya Jadi Korban Pembacokan, Tri Rismaharini Beri Pembelaan, Lihat Aksinya
"Makane, tak gawekno wisata. Sabtu-Minggu (perahu) gawe wisatawan. Lek wis rame, ya tiap siang, terus bengi ngelaut o. Dadi pendapatanmu onok loro. Ngomong o sama paguyubanmu, tak kirimi cat engkok. Tapi sing werno-werni, ojok siji podo ngono. Dadi engkok laut werno-werni abang, ijo, oren, kuning. Ojo podo, lek podo elek (Makanya, saya buatkan wisata. Sabtu-Minggu untuk wisatawan. Kalau sudah ramai, ya tiap siang, lalu malam melaut. Jadi pendapatanmu ada dua. Bicarakan sama paguyubanmu, saya kirimi cat nanti. Tapi yang warna-warni, jangan satu sama begitu. Jadi nanti laut warna-warni merah, hijau, oranye, kuning. Jangan sama, kalau sama jelek)," jelas Tri Rismaharini.
Masruhin berterima kasih pada ide wisata perahu Tri Rismaharini, supaya kehidupan nelayan bisa menjadi lebih baik lagi.