Setiap Hari Ada Laporan Penipuan di Sidoarjo, Kasus Properti dan Jual Beli Online Paling Tinggi
Hampir setiap hari ada korban penipuan yang datang ke Polresta Sidoarjo untuk melapor, bahwa dia telah menjadi korban penipuan.
Penulis: M Taufik | Editor: Pipin Tri Anjani
TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO – Perkara penipuan ternyata menjadi satu di antara kasus yang paling banyak terjadi di Sidoarjo.
Bahkan, hampir setiap hari ada korban penipuan yang datang ke Polresta Sidoarjo untuk melapor, bahwa dia telah menjadi korban penipuan.
“Iya, kasus penipuan memang sangat banyak. Hampir setiap hari ada laporan masuk ke kami,” ungkap Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo, Kompol Muhammad Harris, Minggu (3/3/2019).
Menurutnya, ada beragam kasus dalam perkara ini.
Termasuk penipuan di bidang properti, penipuan jual beli tanah, jual beli online, jual beli kendaraan, dan berbagai modus lain.
“Saya tidak hafal detail angka setiap perkara, tapi penipuan dan penggelapan memang trend-nya cukup tinggi di Sidoarjo. Termasuk properti dan jual-beli online,” sambungnya.
• Selang Oli Bocor, Genset TK Wonder Bridge Malang Keluarkan Asap Pekat, Sempat Bikin Guru Panik
• Respon Pengadilan pada Massa Aksi Kahutindo: Kami Hanya Dengar Aspirasi, Tak Boleh Intervensi Sidang
Kasus properti, ujar dia, biasanya yang banyak menarik perhatian.
Karena dalam satu perkara korbannya ada banyak orang. Demikian halnya tanah kapling dan beberapa modus serupa lain.
Contoh yang paling sering, sejumlah warga datang ke Polresta Sidoarjo mengaku telah membayar uang puluhan juta atau ratusan juta untuk membeli rumah.
Tapi ternyata saat dicek, di lahan yang disebutkan itu tidak ada rumah atau bangunan seperti yang dijanjikan.
“Kasus-kasus seperti itu sebagian sudah kami tuntaskan, dan sebagian masih dalam proses penyidikan. Tapi ada juga yang kami limpahkan ke Polda Jatim, seperti kasus Sipoa,” urai Harris.
Demikian halnya kasus penipuan dalam jual beli, juga angkanya cukup banyak.
Sampai para penyidik merasa heran, begitu mudah warga Sidoarjo percara dengan iming-iming harga murah, diskon, dan sebagainya.
Sehingga mau saja menyerahkan uang untuk membeli sesuatu yang seperti tidak masuk akal. Ujung-ujungnya, tertipu.
Terkait kasus penipuan di bidang properti, laporannya bukan hanya di polisi.