Konsisten Tak Gunakan Mesin Selep, Bakso Mujos Desa Tulungrejo Batu Jadi Langganan Para Wisatawan
Bakso Mujos terkenal dengan tidak menggunakan alat selep atau penggilingan daging untuk membuat pentol.
Penulis: Sany Eka Putri | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, BATU - Rasha warga Kota Batu yang kini bekerja di luar pulau tidak melewatkan masa cuti untuk tidak mencicipi kuliner bakso.
Bakso yang sudah menjadi langganannya sejak duduk di bangku SMP itu adalah Bakso Mujos, di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji.
Begitu datang, ia langsung mengambil mangkok dan membuka dandang bakso.
Layaknya rumah sendiri ia mengambil porsi bakso tanpa rasa canggung.
Tak cukup semangkok saja, ia menambahkan porsi baksonya, hampir lima bakso lebih ia makan.
Bagi dia sepiring bakso Mujos lumayan untuk melepas rasa rindunya.
"Pas SMP kalau pulang sekolah sama teman-teman pasti ke sini. Ya gini ambil sendiri, buka dandang sendiri. Aroma kuahnya yang bikin kangen," kata dia sembari menyantap bakso.
Selain itu, yang ia suka dari bakso Mujos ini adalah pentol baksonya.
• Sekolah Cikal Surabaya Jadikan Bekas Wadah Makanan sebagai Kerajinan yang Menunjang Pembelajaran
• Hidupkan Remaja Gemar Baca, Pemuda Sekaran Lamongan ini Sulap Rombong Bakso Jadi Gerobak Ilmu
Ia paling suka makan bakso kasar (isi campuran). Kalau pas lapar ia bisa makan lima pentol kasar.
"Meskipun pentol kasar tapi isinya enak, tidak ada tulangnya. Kalaupun ada tulang muda, jadi nggak keras," imbuhnya.
Ternyata hal serupa juga diungkapkan Pramesti Putri, wisatawan asal Jombang.
Ia kebetulan berwisata di Coban Talun, dan mampir untuk makan bakso.
Menurutnya yang pertama kali makan bakso Mujos ini rasanya kuahnya enak dan segar.
"Rasa bawangnya terasa, pentolnya juga enak empuk. Dan saya ke sini karena rekomendasi dari teman saya. Ternyata memang enak," kata dia.
Bakso Mujos ini ada di pinggir jalan, tepatnya jika dari arah Malang, setelah pertigaan menuju Tempat Rekreasi Selecta.