Tim Gabungan Pencari Fakta Sebut Ada 3 Tempat di Malang yang Berhubungan dengan Kasus Novel Baswedan
Tim Gabungan Pencari Fakta yang menangani Kasus penyiraman terhadap Novel Baswedan menyelidiki tiga tempat yang di Malang yang berkaitan dengan kasus
Penulis: Aminatus Sofya | Editor: Melia Luthfi Husnika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Aminatus Sofya
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang menangani kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan mendatangi Malang.
Kedatangan TGPF ke Malang dalam rangka menyingkap perkara Kasus penyiraman terhadap Novel Baswedan yang mandeg sejak tahun 2017 itu.
Anggota TGPF, Nur Kholis, mengatakan ada tiga tempat di Malang yang berkaitan erat dengan Kasus penyiraman terhadap Novel Baswedan.
"Tidak usah saya sebutkan (tempatnya) karena ada proses lanjutan yang ingin kami lanjutkan," kata Nur Kholis, di Malang, Rabu (20/3/2019).
• Kasus Novel Baswedan Belum Juga Usai, Tim Gabungan Lanjutkan Penyelidikan ke Kota Malang
Selain memeriksa tiga tempat yang diduga berkaitan dengan perkara Novel, TGPF juga memeriksa beberapa saksi. Namun, komisioner Komnas HAM itu juga enggan mengungkap siapa saksi yang diperiksa.
"Kami belum bisa sampaikan siapa orang yang kami mintai klarifikasi. Dari tahap ini, proses kedepan menunggu hasil dari yang Malang ini," ucap dia.
Nur Kholis mengatakan TGPF yang baru dibentuk pada 2019 itu menggunakan pendekatan baru dan bertanggungjawab kepada Kapolri Tito Karnavian.
Beberapa saksi yang telah dimintai keterangan sebelumnya, juga dimintai keterangan kembali. Termasuk memeriksa rekaman CCTV yang terpasang di kediaman Novel.
• Pengakuan Penyidik Kasus Novel Baswedan Pasca Dibentuk, Bakal Ungkap Kasusnya Pakai 2 Cara
"Namun dari CCTV itu tidak begitu jelas. Kami sudah koordinasi supaya apa yang ada direkaman CCTV bisa jadi petunjuk buat kasus ini," katanya.
Anggota TGPF lainnya, Poengky Indrati, meminta dukungan semua pihak agar kasus penyiraman air keras yang menimpa penyidik senior KPK itu dapat segera terungkap.
"Kami sudah melakukan yang terbaik. Kami butuh dukungan supaya semuanya segera jelas," ucap Poengky.
Pada April 2017, Novel Baswedan disiram air keras oleh orang tidak kenal saat akan menunaikan shalat shubuh. Hampir dua tahun, pelaku penyiraman terhadap Novel belum juga ditangkap.