Sam Abede Pareno Komentari Dugaan Kasus Korupsi Romahurmuzy yang Catut Pihak Lain: Saya Tidak Heran
Prof Sam Abede Pareno mengaku tak heran melihat elit politikus menyeret nama-nama politisi yang lain saat tertangkap pihak berwajib atas kasus korupsi
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Melia Luthfi Husnika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Dr Soetomo (Unitomo), Prof Sam Abede Pareno mengaku tak heran melihat elit politikus menyeret nama-nama politisi yang lain saat tertangkap pihak berwajib atas kasus korupsi.
"Jadi saya memang tidak heran melihat insiden tersebut," katanya saat ditemui TribunJatim.com di Hall Room Bougenville Lantai 13, Gedung Bumi Mandiri, Jalan Basuki Rahmat No.129-137, Embong Kaliasin, Genteng, Surabaya, Sabtu (23/3/2019).
Meninjau kasus suap yang terjadi di lembaga Kementrian Agama (Kemenag) hingga menyeret beberapa pejabat pemerintahan ditingkat daerah maupun ditingkat nasional seperti mantan Ketua Umum PPP Romahurmuzy.
• Guru Besar Ilkom Unitomo Sam Abede Pareno Tanggapi Kampanye Akbar, Sebut Dampaknya pada Swing Voters
• Terkejut Hasil Survei Litbang Kompas, Guru Besar Sam Abede Pareno Yakin Masih Ada Media yang Netral
Bagi Sam Abde Pareno, banyak faktor yang menyebabkan seorang pelaku tindak pidana korupsi akhirnya menyingkap tabir rahasia dan topeng rekan-rekan sesama politisinya.
"Setiap orang yang tertangkap KPK umumnya entah secara terpaksa atau pun disengaja itu pasti akan membuka siapa saja teman-temannya," kata mantan aktivis HMI itu.
Karena si pelaku tau, lanjut Sam Abede, kalau hanya mengaku melakukan tindakan itu secara individu, jeratan hukumnya akan lebih berat.
"Sebab dia tahu hukuman yang akan diterimanya sangat berat kalau ternyata kejahatan korupsi itu dilakukannya sendiri," katanya.
Namun, ungkap Sam Abede Pareno, satu di antaranya adalah faktor mental.
Menurutnya, seorang politisi bermental kerdil akan sangat mudah sekali mencatut dan menyeret politisi lain yang bersekongkol dengan dirinya.
"diperparah lagi kalau mental orang yang tertangkap itu adalah mental kerdil yang artinya ketika ditangkap pasti akan mengajak teman-temannya," tandas pria yang mengaku gemar membaca Harian Pagi Surya setiap hari itu.