Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Sudah 3 Tahun Tangan & Kaki Perempuan dari Kediri Ini Dirantai di Kandang Sapi, Derita Gangguan Jiwa

Sudah 3 Tahun Tangan & Kaki Perempuan dari Kediri Ini Dirantai di Kandang Sapi, Derita Gangguan Jiwa.

Penulis: Didik Mashudi | Editor: Sudarma Adi
SURYA/DIDIK MASHUDI
Kondisi Sriah yang dirantai pada sebatang kayu di belakang rumahnya Desa Ngetrep, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Rabu (24/4/2019) 

TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Sudah tiga tahun lebih kaki dan tangan Sriah (53) warga Desa Ngetrep, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri dirantai keluarganya pada sebatang kayu di belakang rumahnya.

Pantauan tribunjatim Rabu (24/4/2019), kondisi Sriah sudah sangat mengenaskan.

Badannya yang kurus dalam kondisi telanjang bulat dengan kedua tangan dirantai.

Peragakan 38 Adegan Mutilasi Guru Honorer dalam Koper di Kediri, Tersangka Aris Kerap Menangis

Pemutilasi Guru Honorer Kediri Bakar Bajunya yang Terkena Darah di Blitar, Sang Ibu Lihat Aksinya

Begini Reka Adegan Kasus Mutilasi Guru Honorer di Kediri, Mulai Berhubungan hingga Pemenggalan

Pria Asal Jambi Kepergok Curi HP Milik Takmir Masjid di Kediri Saat Dicas Dalam Kamar, Modusnya Ini

Kemudian kakinya yang mulai mengecil juga dirantai dikaitkan pada sebatang kayu di bangunan bekas kandang sapi.

Bangunan tanpa dinding ini sebagian besar gentengnya telah bolong-bolong. Sehingga saat hujan turun, Sriah juga basah kehujanan.

Keluarga Sriah terpaksa merantai perempuan penderita gangguan jiwa ini karena khawatir mengamuk dan membahayakan anggota keluarga dan tetangganya.

Menurut Mbok Suparmi (65) ibunda penderita, pihak keluarga terpaksa merantai kedua tangan dan kakinya supaya tidak mengamuk.

Sriah sebenarnya termasuk penderita jiwa yang telah masuk data base Dinas Kesehatan. Sehingga penderita mendapatkan bantuan obat-obatan penenang yang diberikan petugas puskesmas.

Namun menurut pengakuan ibunya, obat penenang yang diberikan pihak puskesmas tidak pernah dikonsumsinya.

"Obatnya diberikan, tapi tidak mau meminumnya," jelasnya.

Meski obat pemberian puskesmas telah diselipkan di makanan yang diberikan, hanya saja setelah tahu ada pil, kemudian dibuang oleh penderita.

Pemberian rantai sendiri dilakukan keluarganya sejak tiga tahun terakhir. Karena jika penderita kumat merusak barang-barang seisi rumah serta mengambil barang-barang milik tetangganya.

"Tangan dan kakinya kami rantai saja masih dapat merusak atap genteng," ujarnya.

Dijelaskan Suparmi, anaknya beberapa tahun yang lalu sudah pernah dirawat di RSJ Lawang. Namun karena tidak memiliki biaya lagi, penderita dipulangkan dan sekarang dirawat di rumah dengan kondisi dirantai.

"Kalau ada petugas yang mau membawa ke rumah sakit lagi kami tak keberatan. Karena sejak sering mengamuk, petugasnya sekarang jarang datang lagi," jelasnya.

Sementara Suliono, relawan yang menemukan kasus pasung yang menimpa Sriah berharap aparat terkait segera melakukan tindakan dengan membawa penderita ke rumah sakit jiwa.

Apalagi penderita telah memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) dengan fasilitas kesehatan (Faskes) tingkat 1 di Puskemas Ngadi.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved