Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kena Aksi Vandalisme, Padahal Jembatan Splendid Punya Peran Vital di Malang, Ini Penuturan Sejarawan

Kena Aksi Vandalisme, Padahal Jembatan Splendid Punya Peran Vital di Malang, Ini Penuturan Sejarawan Dwi Cahyono.

Penulis: Aminatus Sofya | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/AMINATUS SOFYA
Jembatan Splendid atau Jembatan Majalahit Kota Malang. 

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Jembatan Splendid atau Jembatan Majapahit yang pada saat peringatan May Day di Kota Malang mengalami aksi vandalisme yang dilakukan oleh sekumpulan anak muda merupakan salah satu bangunan cagar budaya.

Sejarawan Universitas Malang Dwi Cahyono, mengungkapkan bahwa Jembatan Splendid adalah jembatan vital yang menghubungkan kawasan perdagangan di Kayutangan dengan kawasan Alun-alun Tugu.

Aksi Vandalisme di Jembatan Kahuripan, Wali Kota Sutiaji: Yang Buat Malang Tercoreng Harus Diperangi

Jembatan Cagar Budaya Khuripan Kota Malang Dicoret Sekelompok Pemuda

Dinas Perdagangan Kota Malang Bakal Bikin Pasar Ramadan di Stadion Gajayana, Catat Jadwalnya

Pada sekitar tahun 1917, arsitek Belanda bernama Thomas Karsten merancang pembangunan Kota Malang ke dalam delapan tahap.

Tahap pertama (first bow plan), Karsten merancang pembangunan Kota Malang yang dimulai dari Jalan JA Suprapto hingga Jalan Basuki Rahmat atau yang saat dikenal dengan kawasan Kayutangan.

"Pembuatan jembatan itu (Splendid) sangat terkait dengan pembukaan kawasan baru atau disebut buurt," kata Dwi kepada TribunJatim.com, Kamis (2/5/2019).

Usai merancang Kayutangan, Karsten kemudian berencana mengembangkan sisi barat dan timur dari Kayutangan yang pada saat itu masih berupa tanah dengan ilalang.

Niat Karsten terhalang lantaran Sungai Brantas membelah kedua lokasi yang sebenarnya saling berdekatan itu.

"Kemudian, dibangunlah dua jembatan yakni Jembatan Splendid dan Jembatan Kahuripan yang menghubungkan Kayutangan dengan kawasan baru yang saat ini disebut kawasan Alun-alun Tugu," kata Dwi.

Dwi mengatakan pembangunan Jembatan Splendid itu dilakukan pada tahap dua (second bow plan).

Sejak tahap second bow plan dikerjakan, terbentuklah dua jalan poros di Kota Malang. Yang pertama membentang dari JA Suprapto ke Basuki Rahmat dan kedua di kawasan Alun-alun Tugu yang dimulai dari Stasiun Malang hingga Jalan Majapahit dan Jalan Kahuripan.

"Setelah membuat jalan poros di Kayutangan, jalan poros baru kemudian membentang dari Stasiun menyeberang sungai dan melalui Jembatan Splendid dan Kahuripan itu," kata Dwi.

Jika pada saat itu kawasan Kayutangan merupakan kawasan perdagangan, kawasan baru (Alun-alun Tugu) lebih difungsikan sebagai kawasan pemerintahan. Di kawasan baru inilah kemudian dibangun Balaikota, Kantor Militer dan sekolah.

"Kawasan pemukiman juga ada. Tapi fungsi utamanya sebagai kawasan perkantoran lah," ujar dia.

Dari sisi kesejarahan kata Dwi, Jembatan Splendid mempunyai makna penting dalam perkembangan Kota Malang. Jembatan itu merupakan penghubung atau pembuka bagi kawasan baru.

"Nah jadi kesejarahan jembatan ini penting," ucap arkeolog UM ini.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved