Semarak Ramadan 2019
Mengenal Bubur Suro, Kuliner Khas Peninggalan Sunan Bonang yang Tersedia saat Bulan Ramadan
Setiap bulan Ramadan tiba, pemandangan sekelompok orang memasak bubur terlihat di halaman masjid Astana Sunan Bonang, Kelurahan Kutorejo, Tuban.
Penulis: M Sudarsono | Editor: Melia Luthfi Husnika
TRIBUNJATIM.COM, TUBAN - Setiap bulan Ramadan tiba, pemandangan sekelompok orang memasak bubur terlihat di halaman Masjid Astana Sunan Bonang, Kelurahan Kutorejo, Tuban.
Para juru masak disibukkan menyiapkan bumbu bubur suro, yang disiapkan di dua wajan berukuran besar sebagai wadah bubur.
Beras 25 kilogram, daging sapi 6 kilogram, balungan 10 kilogram, dicampur bumbu gule, dan parutan 10 kelapa menjadi pelengkap bubur suro.
• 4 Resep Menu Sahur Praktis dan Sehat yang Bisa Dicoba di Rumah, Bikin Ibadah Puasa Makin Semangat
Setidaknya memerlukan waktu tiga jam untuk memasak bubur yang turun temurun sejak Sunan Bonang tersebut, sekitar tahun 1500 M.
Menurut pengurus yayasan Sunan Bonang, Ihwan Hadi (64), para juru masak mulai berkumpul pukul 13.00 WIB.
Lalu mereka meracik bumbu dan segala keperluan bubur hingga matang pada pukul 16.00 WIB.
Setelah itu didiamkan dan dibagi kepada warga maupun pengunjung pada pukul 17.00 WIB.
"Masaknya membutuhkan waktu tiga jam, setelah itu tak lama kemudian dibagikan. Bubur di dua wajan itu cukup dibagi untuk ratusan orang," ujarnya saat ditemui di lokasi, Rabu (8/5/2019).
• Niat Puasa Ramadan, Doa Buka Puasa, dan Niat Salat Tarawih Ramadan 1440 Hijriah Beserta Artinya
Dia menjelaskan, warga yang mengantri pembagian bubur kebanyakan masyarakat sekitar, lalu ada juga pengunjung yang bertepatan berada di kawasan masjid astana juga kebagian.
Ihwan menambahkan, rasa bubur ini diyakini tidak berubah sejak dulu. Sebab resepnya ini turun-temurun sejak zaman Sunan Bonang.
Pria yang sudah di yayasan selama 21 tahun itu membeberkan, alasan mengapa pada masa Sunan Bonang pembagiannya berupa bubur dan tidak nasi.
Sebab kalau nasi membutuhkan biaya yang banyak, belum lauknya dan lain-lain. Sedangkan kalau bubur sangat ekonomis dan praktis, cukup untuk santri dan jamaah pada masa anak Sunan Ampel tersebut.
• Hati-Hati, 33 Hal Ini Tanpa Disadari Bisa Bikin Ibadah Puasa Ramadan Kamu Batal, Jangan Lakukan!
"Bubur itu ekonomis, beda dengan nasi yang mahal. Bubur juga cukup untuk dimakan orang banyak, rasanya khas dan saya kira hanya ada di Tuban saja," pungkasnya.
Sementara itu, Khoirul warga yang ikut mengantri menyatakan, sudah biasa setiap ramadhan tiba dia selalu membatalkan puasa dengan makan bubur suro.
Bubur ini memiliki rasa atau aroma rempah yang khas yang tidak dimiliki bubur lainnya.
"Enak buburnya, makan bubur dulu bareng jamaah lainnya, nasinya nanti," ucapnya mengakhiri.(nok)
• 5 Resep Snack dari Mie Instan untuk Menu Buka Puasa Ramadan 2019, Bisa untuk Jualan Juga
• Resep Tongkol Goreng Petai Melinjo, Cocok untuk Menu Buka Puasa dan Disantap Bersama Keluarga!