Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

1 Tahun Serangan Bom Surabaya

Tidak Ada Anggapan Buruk pada Keluarga Pelaku Bom Surabaya, Warga Bersikap Biasa

melayani segala keperluan setiap orang yang membutuhkan perannya sebagai Ketua RT 09 RW 05 Krukah Selatan XI-B, Ngagel, Surabaya.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM/SAMSUL ARIFIN
Rumah berpagar hijau di Jalan Krukah Selatan XIB, Surabaya. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA -Tubuhnya gontai saat berjalan perlahan mendekati jurnalis TribunJatim.com yang mendadak bertamu di rumahnya siang bolong, Selasa (7/5/2019).

Serangan stroke tujuh bulan lalu, mengakibatkan separuh tubuhnya sebelah kiri, mati rasa.

Dan terpaksa berteman dengan sebuah besi stainless steel, sebagai alat bantu berjalan sepanjang hari.

Kesulitan itu tak membuatnya patah arang untuk tetap melayani segala keperluan setiap orang yang membutuhkan perannya sebagai Ketua RT 09 RW 05 Krukah Selatan XI-B, Ngagel, Surabaya.

Termasuk melayani keperluan kami yang ingin mencari tahu perkembangan terakhir kondisi kehidupan keluarga mendiang Tri Ernawati, satu diantara pelaku peledakan bom di Mapolrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018) silam.

Meski sedikit merasa was-was, Kukuh menyambut kedatangan TribunJatim.com dengan hangat.

Saat kami memberikan penjelasan bahwa, maksud kunjungan ini hanya ingin bertanya kehidupan kedua orangtua dan kakak-kakak Erna pasca insiden ledakan setahun lalu. Raut wajah tegang Kukuh cair sudah.

6 Bulan Sebelum Bom Meledak di Mapolrestabes Surabaya, Pelaku Kunjungi Napi Teroris di Lapas Porong

Alasan Pelatih Persebaya Djanur Rekrut Bintang Timnas U-16 Asal Surabaya Supriadi

Ungkapan Hati Maia Estianty di Awal Hadapi Masalah Perselingkuhan & KDRT: Kasarnya, Marah Sama Allah

Kukuh mengatakan, sesaat mengetahui bahwa Tri Ernawati, satu diantara warganya menjadi pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya, para warga dipemukimannya sempat terheran-heran.

Para warga tak menyangka Tri Ernawati, suami Tri Murtiono mengajak serta ketiga anaknya, M Dari Satri, M Dafa Amin, dan Ais, melakukan perbuatan yang dianggap nekat.

"Kok sebegitu nekatnya, sebegitu Mboneknya, ngalah-ngalahi Bonek. Bonek kalau pakai bohoso Suroboyo artinya Bondo Nekat," katanya.

Kendati demikian, lanjut Kukuh, rasa heran warganya itu tak berlangsung lama.

Warga cenderung memahami posisi kedua orangtua dan kedua kakak Erna yang tinggal di kawasan itu, sebagai pihak lain yang tak ada sangkut paut apa-apa dengan aksi teror yang dilakukan Erna dan suaminya.

"Anggapan kami di sini kalau yang sudah ya sudah. Tidak ada semacam perubahan, seperti 'woy kamu keluarga pembunuh' itu tidak ada," lanjutnya.

Aksi nekat yang dilakukan Erna dianggap warga sebagai jalan hidup lain, yang tak lagi berhubungan dengan kedua orangtuanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved