1 Taun Bom Surabaya
Pernah Menjadi Sasaran Bom Surabaya, GPPS Renovasi Bangunan Terdampak untuk Hilangkan Trauma Jemaat
Satu tahun pasca insiden ledakan bom Surabaya, pengurus Gereja Pantekosta Pusat Surabaya renovasi bangunan terdampak.
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Melia Luthfi Husnika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nur Ika Anisa
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Satu tahun pasca insiden ledakan bom Surabaya, pengurus Gereja Pantekosta Pusat Surabaya renovasi bangunan terdampak.
Hal itu dilakukan untuk menghilangkan trauma jemaat dari kejadian yang dialami satu tahun silam, Minggu (13/5/2019).
"Kita usahakan harus dibangun supaya bisa ibadah, seharusnya dana untuk yang lainnya akhirnya dibuat pembangunan semua dipusatkan di bagian depan pintu Arjuno, pintu atap hingga lantai lima," kata Sekretaris GPPS, Agnes Permana, Senin (13/5/2019).
• Pasca Satu Tahun Bom Surabaya, Jemaat GPPS Masih Trauma Lewat dari Pintu Gereja Sisi Jalan Arjuno
Renovasi tersebut dilakukan di pembatas pagar gereja serta atap-atap gereja yang terbakar akibat insiden ledakan bom Surabaya tersebut.
Selain itu, penambahan pembatas beton dibangun untuk memberi jarak pagar dan pintu utama gereja.
"Pokoknya menghilangkan trauma, beton penghadang kita bangun untuk menghadang mobil yang masuk," kata Agnes.
Sebab, saat terjadinya bom di gereja Jalan Arjuno itu mobil pelaku sempat tertahan oleh tiga orang korban sehingga tidak sampai masuk ke dalam gereja.
• Satu Tahun Bom Surabaya - 7 Anak Pelaku Bom Surabaya Perlu Proses Pendampingan
"Pintunya dipersempit ukuran satu mobil, pintu-pintu kita ganti, liftnya yang kebakar kita ganti. Dengan perbaikan itu sudah mengubah image peristiwa itu. Kita ganti sampai lantai 5 itu karena efeknya sampai kesana," papar Agnes.
Perbaikan tersebut dilangsungkan selama empat bulan pasca kejadian, sementara kendaraan-kendaraan milik jemaat yang rusak hingga terbakar telah diganti.
"Perbaikan bangunan selesai Agustus, untuk kendaraan dibantu Pemkot Surabaya kalau renovasi tidak. Motor yang terkena ledakan ada 53 motor dan satu mobil saat itu," katanya.
Sementara itu, Kepala Kerumah Tanggaan GPPS Soehendro mengatakan pihaknya memaknai peristiwa tersebut sebagai ujian yang diberikan Tuhan untuk siap menghadapi cobaan.
• Alasan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Tidak Mengadakan Peringatan Khusus Satu Tahun Bom Surabaya
"Semua seiijin tuhan punya masalah peristiwa ini untuk tetap setia bahwa ini ujian bahwa tuhan selalu memberi tantangan siap menghadapinya. Memang mereka ada yang sedih ketakutan tapi dalam proses pembinaan gereja di konseling mereka mulai pulih kembali, anak kecil kena serpihan kaca itu ada pendampingan selama tiga minggu kita datangi mau beribadah itu umur sembilan tahun," katanya.
Hingga saat ini, Soehendro mengatakan kondisi para jemaat korban ledakan bom tampak lebih tenang dari trauma meskipun diantara mereka masih ada yang harus mendapat perawatan bahkan hingga ke luar negeri.
"Kalo masih berobat sampai sekarang itu Bu Fenny akibat bom. Bulan kemarin di bawa ke Singapura. Kalau dari bantuan pemerintah sudah berhenti di stop jadi ada badan lain yang membantu," pungkasnya.