Semarak Ramadan 2019
Asyiknya Anak-anak di Kedungwaru Tulungagung Bermain Sepak Bola Api Selepas Tadarusan
Buah mojo kering yang telah direndam dalam minyak tanah diletakkan di tengah halaman Masjid Al-Mimbar Desa Majan, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung.
Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Buah mojo kering yang telah direndam dalam minyak tanah diletakkan di tengah halaman Masjid Al-Mimbar Desa Majan, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, Kamis (16/5/2019) malam.
Buah mojo kering ini kemudian disulut dengan api.
Tak lama kemudian, sepak bola api dimulai.
Tawa riang anak-anak yang berlarian terdengar sambil memperebutkan bola api ini.
• High Fashion Moslem Keep Beautiful in Ramadan ala Catherine Njoo, Terinspirasi dari Fashion Dubai
• 5 Jenis Makanan yang Mengandung Sumber Protein Tinggi, Baik untuk Menu Buka Puasa di Bulan Ramadan
Sepak bola api adalah tradisi turun temurun di masjid tua ini.
Olahraga tradisional ini biasa dilakukan setiap bulan Ramadan, setiap setelah tadarus.
Salah satu pemuka agama setempat, M Rusyid Bastomi mengatakan, tradisi sepak bola api ini terpelihara hingga sekarang.
Permainan ini sekaligus untuk mengasah mental anak-anak.
"Sengaja dimainkan anak-anak agar mental mereka terbentuk sejak dini," ujar Bastomi.
• 4 Buah yang Bisa Dikonsumsi untuk Mencegah Bau Mulut Saat Berpuasa di Bulan Ramadan 1440 Hijriah
• Disperindag Jatim Gelar Pasar Meriah dengan Harga Terjangkau Selama Ramadan hingga Jelang Lebaran
Tidak ada teknik khusus untuk bermain sepak bola api ini.
Karena bolanya panas, pemain harus menyentuh bola dengan cepat.
Karena itu bermain dengan umpan-umpan cepat dianjurkan dalam permainan ini.
Salah satu anak yang ikut bermain, Mohammad Sifak mengatakan, paling sulit menjadi kiper.
Sebab harus memegang bola yang menyala-nyala.
• 3 Menu Sahur Presiden Soekarno dan Hatta di Bulan Ramadan Saat Penyusunan Teks Proklamasi
Agar tidak melukai, bola harus cepat dilempar setelah diamankan dari penyerang lawan.
"Tidak sakit, senang kok. Saya sudah sering main (sepak bola api)," ucapnya.
Agar tidak terlalu malam, biasanya anak-anak diberi kesempatan tadarusan selepas tarawih.
Sekitar pukul 21.00 WIB permainan dimulai, sementara tadarusan dilanjutkan jemaah dewasa.
Permainan berlangsung sekitar 30 menit. (Surya/David Yohanes)
Yuk Subscribe YouTube Channel TribunJatim.com: