Gelar Aksi Demo di Depan DPRD Jatim, BEM Nusantara Peringati Tumbangnya Orde Baru
Mahasiswa di Jawa Timur yang mengatasnamakan BEM Nusantara menggelar aksi di depan Gedung DPRD Jatim.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta di Jawa Timur yang mengatasnamakan BEM Nusantara menggelar aksi di depan Gedung DPRD Jatim, Selasa (21/5/2019).
Aksi ini digelar sebagai peringatan 21 tahun tumbangnya penguasa rezim orde baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto oleh gerakan reformasi 1998 yang dimotori mahasiswa.
Koordinator aksi BEM Nusantara, Cahya, mengatakan, gerakan reformasi telah banyak menimbulkan korban.
Ia menjelaskan, puluhan aktivis mahasiswa menjadi korban penculikan dan pembunuhan sehingga keluarga korban hingga sekarang masih berduka.
• Tunjukkan Peluru, Amien Rais Sebut ada 3 Orang Tewas di Aksi 22 Mei, Minta Kapolri Bertanggung Jawab
• Miswar Saputra dan Amido Balde Jadi Tumbal di Laga Persebaya Vs Kalteng Putra
Menurutnya, pasca reformasi, ironinya pelanggaran HAM justru semakin meningkat.
Ketidakstabilan ekonomi ditambah dengan pembungkaman terhadap demokrasi dan kebebasan berpendapat dinilai telah direnggut oleh penguasa.
“Korupsi kian merajalela, rakyat semakin sengsara, sehingga berpotensi membuat perpecahan dan lunturnya kepercayaan rakyat terhadap pemerintah karena tak mampu menyelesaikan persoalan bangsa,” kata Cahya, Selasa (21/5/2019).
Selama 21 tahun reformasi, permasalahan bangsa semakin kompleks, khususnya masalah sosial.
Oleh karena itu, BEM Nusantara menyatakan sikap.
• Gerakan People Power, Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Surabaya Beri Empat Pernyataan Sikap, Simak!
• VIDEO KONDISI Asrama Brimob Petamburan Pasca Dibakar, Penampakan Mobil Hangus, Massa Bentuk Barikade
Di antaranya, mengingatkan tujuan reformasi adalah untuk memperbaiki tatanan negara yang lebih baik, bukan untuk memperburuk bahkan saling menjatuhkan satu sama lain.
“Oleh karena itu, mari berpikir bersama betapa mahal harga persatuan dan kesatuan dibanding gengsi, ego dan nafsu yang menjerumuskan,” tegas Cahya.
Pihaknya mendesak pemerintah untuk serius dan konsisten menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang belum tuntas.
Di antaranya soal HAM, keadilan sosial serta kesejahteraan bagi seluruh rakyat Nusantara.
• Antisipasi Pergerakan People Power, Polres Bangkalan Temukan 4 Celurit di Akses Suramadu
Selain itu, pihaknya mengecam pihak yang menjadi penghambat tercapainya cita-cita reformasi.
“Kami mengapresiasi pihak-pihak yang memberikan dedikasi kepada bangsa dan negara. Di dalam konteks saat ini, seluruh penyelenggara sistem demokrasi yaitu KPU, Bawaslu, aparat keamanan dan seluruh rakyat Indonesia,” tegasnya.