Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Satpol PP & Dinsos Malang Turunkan Personel, Waspadai Serbuan Gelandangan & Pengemis Jelang Lebaran

Satpol PP & Dinsos Malang Turunkan Personel, Waspadai Serbuan Gelandangan & Pengemis Jelang Lebaran.

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Sudarma Adi
Tribunnews.com
Ilustrasi Pengemis 

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Malang bersiap antisipasi kedatangan gelandangan dan pengemis (gepeng) serta anak jalanan (anjal), yang disinyalir kerap datang ke beberapa wilayah di Kabupaten Malang jelang lebaran.

“Mereka (gepeng dan anjal) biasanya mulai datang satu atau dua minggu jelang lebaran. Puncaknya semingu jelang idul fitri," terang Kepala Satpol PP Kabupaten Malang Nazarudin Hasan T, ketika dikonfirmasi, Rabu (22/5/2019).

500 Personel Gabungan Amankan KPU Kota Malang dan 2 Lokasi Lain, Antisipasi Kerusuhan di Jakarta

Pemkot Malang Beri Peringatan Keras Hotel Atria Terkait Video Viral Ada Miras di Acara Buka Bersama

Perluas Pemasaran Olahan Daging Sapi, RPH Kota Malang Jajaki Kerjasama dengan Retail Modern

Nazarudin menambahkan, pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Malang untuk mengantisipasi kedatangan para gepeng dan anjal.

Mengacu pada pengalaman tahun-tahun belakangan,​ Nazarudin menganalisa, para gepeng dan anjal sebagian besar berasal dari luar Kabupaten Malang.

Area berkeliarnya para gepeng dan anjal tersebar di Kecamatan Kepanjen, Lawang, Singosari, dan Turen.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Malang Nurhasyim menambahkan mengaku siap untuk menurunkan anggotanya jika dimintai tolong Satpol PP Kabupaten Malang.

"Fenomenanya setiap tahun memang terus berulang, para gepeng dan anjal itu bahkan biasanya di drop dari beberapa kabupaten kota disekitar Malang,” terang Nurhasyim.

Sementara, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Kabupaten Malang Retno Tri Damayanti menambahkan hal yang bisa dilakukan untuk menangani problem PMKS tersebut adalah memulangkan ke daerah asal.

Tapi, mengidentifikasi jaringan yang mengkoordinir para gepeng maupun anjal, hingga saat ini dinsos masih menemui kesulitan.

“Setelah kami beri pembinaan selanjutnya kami komunikasikan dengan dinas sosial di kota atau kabupaten asal mereka untuk dipulangkan ke daerah asalnya. Kalau hari biasa kebanyakan mereka beraksi disekitar rumah ibadah seperti masjid,"​ beber Retno. 

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved