H-7 Lebaran, Terminal Gayatri Tulungagung Masih Sepi, Diduga Karena Peralihan Moda Transportasi
H-7 lebaran, situasi di Terminal Tipe A2 Gayatri Tulungagung masih sepi. Tidak ada lonjakan penumpang arus mudik.
Penulis: David Yohanes | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - H-7 lebaran, situasi di Terminal Tipe A2 Gayatri Tulungagung masih sepi.
Tidak ada lonjakan penumpang arus mudik.
Kepala Bidang Keselamatan Jalan, Dishub Tulungagung, Wijanarko mengatakan, ada perubahan perilaku pemudik.
Sebab tahun-tahun sebelumnya lonjakan penumpang sudah terjadi sejak H-7 dan mencapai puncaknya pada H-3 lebaran.
• Dikiran Bom, Dua Tas di Pos Kamling Membuat Gempar Warga Tulungagung
• BREAKING NEWS - Tiga Orang Tewas Ditabrak Gerobak Bermesin di Tulungagung
“Kami prediksi puncaknya nanti malah H-2 atau H-1 lebaran,” ujar Wijanarko, Rabu (29/5/2019).
Jumlah penumpang di Terminal Gayatri berkisar 3000 hingga 4000 orang per hari.
Jumlah tersebut adalah rata-rata penumpang setiap hari di terminal ini.
Wijanarko menduga, ada peralihan moda transportasi ke kereta api,
“Mungkin juga faktor tol yang sudah nyambung, banyak yang pakai mobil pribadi,” terang Wijanarko.
Di terminal Gayatri Tulungagung, setiap hari ada sekitar 200 bus yang berangkat.
Dari jumlah itu, 20 bus di antaranya adalah bus antar kota antar provinsi (AKAP).
Karena tidak ada lonjakan penumpang, perusahaan otobus tidak ada yang mengeluarkan bus cadangan.
“Tapi kami selalu pantau, kalau ada penumpukan penumpang kami telepon perusahaan otobus. Kami minta keluarkan bus cadangan,” tandas Wijanarko.
Staf Administrasi Satuan Pelaksana Terminal Gayatri Tulungagung, Agung Nugraha membenarkan kondisi penumpang yang masih normal.
Agung menduga, salah satu faktor penyebabnya adalah mudik gratis.
• Status Hukum Sopir Edet Tewaskan 3 Warga di Tulungagung Belum Ditetapkan, Belum Ketemu Kesalahannya
• Deteksi Penggunaan Narkoba Jelang Mudik, Sopir Bus di Terminal Gayatri Tulungagung Wajib Tes Urine
Banyak perusahaan yang kini menyediakan jasa mudik gratis bagi karyawannya.
“Ada yang dari Surabaya, bahkan ada yang dari Jakarta,” ujar Agung.
Selain itu banyak perusahaan yang belum meliburkan karyawannya.
Jika perusahaan sudah berhenti beroperasi, Agung yakin jumlah penumpang akan meningkat. (Surya/David Yohanes)