Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

Sosok Ridwan Sahari Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Istikamah Mengaji dan Salat Jamaah

Sosok Ridwan Sahari, korban meninggal dalam insiden ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, dikenal istikamah mengaji dan salat berjamaah.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Dwi Prastika
TribunJatim.com/Luhur Pambudi
KELUARGA - Anggota keluarga Muhammad Ridwan Sahari berada di RS Bhayangkara Surabaya, pada Sabtu (11/10/2025). Anggota keluarga yang hadir untuk mengambil jenazah Ridwan adalah Sahari, ayahanda kandung, Eni Nur Aini, kakak pertama, Taufik paman, dan Muhammad Naim, tetangga dekat sekaligus guru mengaji. Muhammad Ridwan Sahari menjadi satu di antara korban tewas dalam ambruknya musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Senin (29/9/2025) lalu. 

Ringkasan Berita:
  • Muhammad Ridwan Sahari menjadi satu di antara korban tewas dalam ambruknya musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo.
  • Ridwan Sahari selama ini dikenal sebagai pribadi yang istikamah mengaji dan salat fardu berjamaah di musala dekat rumahnya di Surabaya.
  • Guru mengaji Ridwan, Muhammad Naik mengatakan, Ridwan memiliki kepribadian yang baik.

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Hilangnya Muhammad Ridwan Sahari (14) dalam insiden ambruknya Gedung Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, tak cuma menimbulkan duka bagi orang tua dan keluarga besarnya di Surabaya serta Pamekasan. 

Para tetangga serta guru mengaji di kampung permukiman tempat tinggal Jalan Bendul Merisi Jaya Timur, RT 002/RW 012, Bendul Merisi, Wonocolo, Kota Surabaya, juga merasakan kepedihan yang tak kalah hebat. 

Apalagi sosok Muhammad Ridwan Sahari selama ini dikenal sebagai pribadi yang istikamah mengaji dan salat fardu berjamaah di musala dekat rumahnya. 

Kesaksian mengenai perangai Ridwan, panggilannya, semasa hidup, diungkap oleh Muhammad Naik, sang guru mengaji. 

Bahwa keistikamahan Ridwan mengaji dan salat fardu berjamaah di musala dekat rumah, ia anggap sebagai salah satu amalan yang membuat putra bungsu dari tiga bersaudara itu, ditakdirkan meninggal dunia dalam keadaan terbaik. 

Semasa masih menempuh sekolah dasar atau belum 'mondok' di Ponpes Al Khoziny, Ridwan merupakan salah satu santri mengaji rutin di musala kawasan dekat rumahnya.

Musala tersebut dibangun oleh Muhammad Ridwan lalu diramaikan kegiatan keagamaannya oleh para tetangga sekitar, termasuk kedua orang tua Ridwan. 

Kurikulum pembelajaran agama di musala tersebut semipembelajaran laiknya ponpes konvensional. 

Terdapat materi pembelajaran Tilawatil Quran, hingga ilmu gramatika dan bahasa Arab seperti Nahwu dan Shorof. 

Baca juga: Cucu Keponakan Menteri PPPA Ikut Jadi Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny, Dimakamkan di Bangkalan

"Cuman pelajaran di musala (kawasan Bendul Merisi) pelajarannya sama dengan pelajaran ponpes. Jadi ketika dia sudah lulus dari SD, masuk ke pondok pesantren, tinggal melanjutkan saja," ujarnya saat ditemui di RS Bhayangkara Surabaya, pada Sabtu (11/10/2025). 

Dari segi ibadah, Ridwan juga terbilang sebagai anak dengan kepribadian yang baik dan istikamah menjalani ibadah salat fardu berjamaah. 

Selama beberapa pekan liburan mauludan pada dua bulan lalu, atau dua pekan sebelum kejadian nahas tersebut, Naim melihat langsung bagaimana Ridwan selalu datang ke musala setiap azan salat fardu berkumandang. 

"Setelah kemarin itu di bulan maulid beliaunya libur, dia itu ada di musala terus. Setiap ada jemaah beliaunya ikut juga jemaah di musala," katanya. 

Naim meyakini, meninggalnya sang murid di tengah proses menuntut ilmu dalam pondok pesantren serta dalam momentum di pertengahan ibadah salat asar berjamaah, merupakan ciri khusus orang yang meninggal dunia dalam keadaan syahid dan husnul khatimah (meninggal dalam keadaan baik). 

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved