Diduga Disemprot Pembasmi Rumput, Lahan Padi di Lamongan Gagal Panen, Kerugian Capai Puluhan Juta
Tanaman padi seluas 150 ru milik warga Desa Wanar Kecamatan Pucuk Lamongan, H Kasmijan dan Matoha dirusak dengan memakai obat pembasmi rumput.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Melia Luthfi Husnika
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Tanaman padi seluas 150 ru milik warga Desa Wanar Kecamatan Pucuk Lamongan, H Kasmijan dan Matoha dirusak dengan memakai obat pembunuh (pembasmi) rumput, Selasa (18/6/2019).
Praktis tanaman padi yang tinggal 25 hari siap panen itu mati mengering. Di antaranya, 100 ru milik Kasmijan dan 50 ru milik petani Matoha.
Kerusakan padi itu diketahui dua korban saat mereka bertandang ke sawah untuk melihat perkembangan tanaman padinya, Selasa (18/6/2019).
Matoha dan Kasmijan memastikan, matinya (keringnya, red) itu karena disemprot obat pembunuh rumput.
"Jelas ini mati karena disemprot obat pembasmi rumput (disebut nama obatnya, red). Makanya mati gosong," ungkap Matoha.
• Pemuda Asal Lamongan Sulap Pipa Paralon Bekas Jadi Lampu Hias Motif Kaligrafi hingga Etnik
• Libatkan Ribuan Masyarakat Lamongan, Polres Gelorakan Tolak Kerusuhan
Mereka mengakui belum tahu siapa orangnya yang telah berbuat jahat membunuh tanaman padi yang diharapkan untuk pemenuhan kebutuhan keluarganya itu.
Selain padi yang mati, ada sebagian rumput di pematang yang juga mati terkena obat tersebut.
Akibat kejadian ini, dua korban merugi. Apalagi saat pengairannya mereka mengeluarkab biaya yang tidak sedikit, karena harus memompa air memakai disel dengan biaya solar yang sedikit.
"Istilanya air untuk mengairi tanaman padi ini beli. Ya itu biaya solar dan sewa disel," katanya saat bersama Fredy, anggota DPRD Lamongan kepada Surya.co.id (TribunJatim.com grup), Selasa (18/6/2019).
Kedua korban berharap, pelakunya bisa diketahui dan tindakannya diganjar dengan hukum yang berlaku.
• Didatangi Tim Pemkab, Warga Miskin Penderita Stroke Lamongan Dapat Pantauan Kesehatan Sampai Listrik
• Tarmuji, Penderita Strok Lamongan yang Hanya Dirawat Putri Kecilnya, Makan Tunggu Bantuan Tetangga
Pihaknya sudah berusaha mencari tahu siapa pelaku sebenarnya. Matoha dan Kasmijan dibantu warga mencari jejak pelaku.
Pelaku tidak meninggalkan alat bukti apapun di lokasi kejadian, kecuali bekas jejak kaki yang ada di permukaan lahan. "Jejak telapak kakinya ada," kata Fredy.
Fredy anggota DPRD warga Wanar dari FPKB berharap pelakunya berhasil ditangkap. Kalau sudah tertangkap dan diproses hukum, tentu akan menjadi pembelajaran bagi orang - orang yang hendak bertindak serupa. "Biar ada efek jerah," kata Fredy.
Sementara itu, Matoha dan Kasmijan memastikan mereka tidak mempunyai musuh di manapun, termasuk kepada warga di desanya.
Ia heran jika sampai ada orang yang nekat berbuat jahat semacam itu. Rencananya, ia bersama warga akan melakukan jaga malam agar kerusakan tidak meluas akibat tangan jahil.
Berapa nilai kerugiannya ? korban mengungkapkan mencapai puluhan juta. Jumlah kerugian itu dihitung, mulai ongkos pekerja, harga bibit, pembibitan, biaya mencari air hingga perhitungan harga saat panen.
(Hanif Manshuri)