Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kepala Desa Tropodo Sidoarjo Akui Banyak Pabrik Tahu Pakai Sampah Impor: Lebih Murah Dari Kayu Bakar

Kepala Desa Tropodo Sidoarjo Akui Banyak Pabrik Tahu Pakai Sampah Impor: Lebih Murah Dari Kayu Bakar.

Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/KUKUH KURNIAWAN
Sampah Impor Yang Digunakan Memanaskan Tungku Kedelai, Selasa (18/6/2019). 

TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Kepala desa Tropodo, Krian, Sidoarjo akui banyak pemilik pabrik tahu di wilayah desanya menggunakan sampah impor.

Kepala Desa Tropodo, Ismail mengatakan sampah impor tersebut lebih murah daripada kayu bakar.

"Bedanya sangat jauh. Satu truk berisi penuh sampah hanya dibanderol Rp. 700 ribu. Sedangkan satu truk berisi kayu bakar bisa mencapai Rp. 1 juta. Dan satu truk tersebut bisa digunakan untuk mengolah 4 ton kedelai," ujarnya kepada TribunJatim.com, Selasa (18/6/2019).

Motor Matic Ditemukan Tenggelam di Sungai di Sidoarjo, Dibuang Pencuri Karena Kehabisan Bensin

Asap Pembakaran Sampah Impor dari Pabrik Tahu di Kabupaten Sidoarjo Berpotensi Ancam Kesehatan

Kena Sidak DLHK Kabupaten Sidoarjo, Ini Pengakuan Pemilik Pabrik Tahu Pengguna Sampah Impor

Namun sayang, ia enggan memerinci sejak kapan para pemilik usaha tahu di wilayahnya menggunakan sampah impor tersebut.

Ia mengatakan penggunaan sampah impor tersebut untuk menekan biaya operasional.

"Kalau pakai kayu bakar cukup mahal. Sedangkan memakai gas pun ternyata malah bertambah mahal," tandasnya.

Sebelumnya, asap pembakaran sampah impor yang digunakan untuk pembuatan tahu berpotensi membahayakan kesehatan.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Kepala DLHK Sidoarjo, Sigit Setiawan saat melakukan sidak di beberapa industri tahu yang terletak di Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Selasa (18/6/2019).

Menurutnya, sampah impor yang sebagian besar dari bungkus plastik snack tersebut berpotensi mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

"Dikhawatirkan sampah impor tersebut mengandung B3. Kalau ini dibakar, asapnya bisa membahayakan lingkungan dan kesehatan di sekitarnya. Dan ini terkadang yang tak disadari oleh pengguna sampah impor tersebut," ujarnya kepada TribunJatim.com.

Ia mengatakan pihaknya akan membawa data sidak yang diperoleh di lapangan. Untuk selanjutnya akan dilaporkan ke pusat.

"Akan kita laporkan ke Kementerian (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia). Dengan tembusan ke Provinsi (Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jatim)," tambahnya.

Hal itu dilakukan karena penanganan sampah impor sudah mencakup lintas daerah.

"Dari hasil sidak, sampah impor tersebut berasal dari luar wilayah Sidoarjo. Sehingga kita harus berkoordinasi dengan kementerian dan provinsi karena sudah menyangkut lintas daerah," jelasnya.

Berdasarkan pantauan TribunJatim.com, sampah impor yang sebagian besar bungkus plastik snack tersebut ditumpuk di sudut ruangan di salah satu pabrik tahu yang disidak.

Kemudian sampah tersebut dibakar untuk memanaskan tungku yang berisi kedelai yang akan diolah menjadi tahu.

Saat TribunJatim.com berada di lokasi, tercium bau tak sedap. Selain itu asap hasil pembakaran terlihat lebih hitam dan membuat kepala terasa agak pusing.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved