Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Mahasiswa Universitas Brawijaya Bikin Pencetak Edible Film, Pembungkus Makanan yang Bisa Dimakan

Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang kenalkan MERINE (Automatic Edible Film Printing Machine-Based on Automatic Knife and Nitrogen Cooling

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Istimewa
Tiga mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang yang membuat MERINE, alat pencetak edible film yang bisa jadi pembungkus makanan yang bisa dimakan sehingga bisa mengurangi limbah plastik. 

TRIBUNJATIM.COM - Sampah plastik menumpuk tinggi menjadi problem klasik dalam program merawat lingkungan.

Bagaimana tidak, plastik sudah sangat sering digunakan masyarakat sehari-hari. Padahal perlu waktu ratusan tahun untuk bisa terurai dengan sempurna.

Berbagai cara sudah dilakukan banyak pihak untuk mengurangi penggunaannya, mulai sosialisasi bahan daur ulang, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, hingga munculnya berbagai produk ramah lingkungan.

Satu di antaranya dilakukan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang. Mereka membuat MERINE (Automatic Edible Film Printing Machine-Based on Automatic Knife and Nitrogen Cooling).

(Dinas Lingkungan Hidup Sampang Punya 34 Armada Pengangkut Sampah Tua, Minta Truk Arm Roll)

Mereka adalah Nurul Hidayatul Khoir, Nadya Mutiarani, dan Muhammad Murthada Sakhbani.

Mereka membuat alat pencetak otomatis edible film, yakni lembar film yang bisa dimakan. bahan film ini bisa digunakan untuk membungkus makanan.

Ketiganya dibimbing oleh dosen Angky Wahyu Putranto.

"Pembungkus MERINE aman apabila dimakan dan tidak mencemari lingkungan," jelas Muhammad Murthada Sakhbani, Minggu (7/7/2019).

MERINE pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian utama yakni knife casting dan cooling box yang keduanya berjalan otomatis.

Knife casting berfungsi untuk perataan bahan yang sebelumnya dituang secara otomatis.

Sedangkan cooling box merupakan ruang pendingin bagi bahan edible film yang sebelumnya sudah diratakan.

Pendinginannya sendiri dilakukan menggunakan gas nitrogen yang berbasis food grade sehingga hasil akhirnya aman bagi makanan.

(Darurat Sampah, Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang Ajak Masyarakat Kurangi Penggunaan Plastik)

"Kelebihan alat ini dibandingkan dengan alat lainnya adalah penggunaannya yang praktis dan hasil yang diperoleh sudah langsung dapat diaplikasikan ke bahan pangan yang hendak dibungkus," jelas dia.

Angka sampah yang dibuang pun bisa diminimalisir.

Data sampah di Bank Dunia menyebut, kota-kota di dunia menghasilkan sampah plastik hingga 1,3 miliar ton setiap tahunnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved