Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pengakuan Kemenag Gresik Dikira Non Muslim Seusai Diberi Selamat Pendeta: Nama 'Mahrus' Jadi Markus

Pengakuan Kemenag Gresik Dikira Non Muslim Seusai Dapat Ucapan Selamat Pendeta: 'Mahrus' Jadi 'Markus'.

Penulis: Willy Abraham | Editor: Sudarma Adi
SURYA/WILLY ABRAHAM
Kepala Kemenag Gresik, Markus saat berswafoto akibat namanya yang viral di Kantor Bupati Gresik, Rabu (10/7/2019). 

TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Kepala Kementrian Agama (Kemenag) Gresik kembali menjadi perbincangan.

Kali ini, nama kepala Kemenag pengganti Muwafaq Wirahadi yang tersangkut kasus OTT KPK dikira dipimpin oleh non muslim.

Markus yang baru menjabat Kepala Kemenag Gresik dan tiba pada Senin (8/7/2019) itu menjadi perbincangan ramai di media sosial setelah mendapat karangan bunga dari pendeta.

Petrokimia Gresik Bakal adi Perusahaan Tranformasi Bisnis Dukung Swasembada Pangan Nasional

Cita-cita Hanif Lulusan SMK Pencipta Jam Digital Wal Ashri Asal Gresik Terkabul, Jadi Maba di ITB!

Satpol PP Gresik Segel Tower Seluler Yang Diduga Bodong, Izinnya Belum Lengkap

Sontak banyak warganet yang mengira Kemenag Gresik dipimpin oleh non muslim.

Saat ditemui langsung di Kantor Kemenag Gresik Jalan Jaksa Agung Suprapto No. 39, Kecamatan Gresik, Markus mengaku kaget belum genap seminggu menjabat namanya viral.

Pria kelahiran Sumenep, 29 April 1976 ini mengaku banyak dihubungi kolega saat namanya viral.

"Banyak kolega yang WA (Whatsapp) ke saya, saya baru tahu dari situ kalau nama saya viral," ujar Markus kepada TribunJatim.com.

Padahal suami dari Mutik Hidayat itu sejak kecil hingga dewasa tumbuh di lingkungan Pondok Pesantren Annawari Saratengah, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep.

Mantan Humas Kakanwil Kemenag Jatim itu awalnya tidak mengetahui karangan bunga dari Pdt. Hendry Hariyono, MTh dan Jemaat Gereja Kemah Tabernakel.

"Ini aplikasi toleransi kerukunan umat beragama, saya mengucapkan terimakasih kepada bapak pendeta itu yang sudah mengirim karangan bunga. Saya belum kenal dengan pak Hendry. Saya tahunya beliau berasal dari FKUB (forum komunikasi umat beragama) Gresik,” jelasnya.

Sejak kecil memang namanya Markus. Bahkan selama ini tidak ada yang mempersoalkan namanya bahkan saat menempuh pendidikan dasar di MI Tarbiyatus Shibyan Sumenep, kemudian MTs di Annawari Sumenep, dan MA di Annawari Sumenep.

Saat di perguruan tinggi di UNESA Surabaya dan strata II Managemen IMNI dan strata II Hukum UTM Madura juga tidak ada yang mempersoalkan namanya.

"Mungkin karena saya dari Sumenep di Bluto jadi mungkin maksutnya waktu itu Mahrus kemudian ketika didaftarkan di madrasah dengarnya Markus ditulis Markus, begitu, saya tidak merasa aneh sebelumnya kalau nama itu bagian dari konteks agama tertentu," paparnya.

Kartu tanda penduduk (KTP) miliknya juga bertuliskan Markus. Tidak ada nama tambahan.

Dirinya agak prihatin melihat hal semacam ini viral sebab khawatir secara psikologis dapat mengganggu banyak orang sehingga harus segera bertabayyun.

"Saran saya dapat informasi jangan ditelan mentah-mentah. Heran saya ini tidak ada tabayyun. Mestinya kan tabayyun dulu, kalau tabayyun kan menjadi enak," tutupnya.

Setelah namanya viral, Markus kini sering diajak berswafoto oleh masyarakat.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved