Tradisi Setrika Payudara untuk Cegah Kekerasan Seksual, Nyatanya Tak Efektif dan Berdampak Kesehatan
Tradisi setrika payudara untuk cegah kejahatan seksual, nyatanya tak efektif dan berdampak kesehatan.
Tradisi setrika payudara untuk cegah kejahatan seksual, nyatanya tak efektif dan berdampak kesehatan.
TRIBUNJATIM.COM - Pelecehan seksual memang masih menjadi masalah bagi banyak negara, khususnya di negara-negara yang tertinggal.
Banyak pula cara yang digunakan untuk menekan aksi pelecehan seksual, baik bagi pelaku maupun bagi calon korban.
Namun, ada beberapa upaya pengurangan angka pelecehan seksual yang dianggap sangat merugikan calon korban.
• 3 Pramugari Lari Tanpa Busana di Hotel dan Ciuman, Dilaporkan Rekannya yang Sudah Muak
Salah satunya terjadi di Kamerun, di mana ada tradisi setrika payudara, hal ini adalah suatu cara untuk menghindari pelecehan seksual.
Salah satu kisahnya adalah Veronica, gadis berusia 28 tahun sudah menjadi seorang nenek, setelah anak sulungnya hamil pada usia 14 tahun.
Tidak ingin peristiwa tersebut kembali terjadi terhadap keempat anaknya, Veronica membawa anaknya yang berusia 10 tahun dan 7 tahun ke sebuah desa dekat Kota Bafoussam di Kamerun untuk meratakan payudara mereka.
Tradisi menyakitkan ini dilakukan demi melindungi para gadis dari kejahatan seksual yang membuat adanya kehamilan pada usia muda dan pernikahan dini.
• Tertutup 22 Tahun, Lorong Rahasia di Bawah Mall Akhirnya Dibuka, Isi di Dalamnya Gemparkan Warga
Dalam praktiknya, sebuah batu atau tongkat kayu akan dipanaskan terlebih dahulu sebelum ditempelkan dan ditekan di kedua payudara.
Panas yang dihasilkan akan melelehkan lemak di payudara, sehingga membuat payudara menjadi lebih kecil.
Sang ibu akan mengambil batu seukuran telapak tangannya, dan menekannya ke setiap sisi payudara selama 10 menit.
Selain menggunakan alat-alat tersebut, biasanya para ibu akan mengambil sebuah ikat pinggang yang diikatkan erat melilit payudara dan tubuh bagian atas anak perempuannya.
Cara ini dilakukan untuk menyamarkan mereka agar tidak terlihat sudah memasuki usia matang.
Tujuan lebih lanjutnya adalah untuk menghindarkan anak mereka dari ancaman tindak kekerasan seksual.

• Beredar Video Barbie Kumalasari Mohon Damai, Bahas Pertemanan ke Hotman, Sang Pengacara: Kemenangan
Saat masa pertumbuhan, anak-anak berusia delapan hingga 12 tahun dinilai terlalu rentan terhadap laki-laki di sekitarnya.