Tak Mau Hasil Panen di Jatim Sekedar Dijual Langsung, Gubernur Khofifah Inisiasi Jatim Incorporated
emerintah Provinsi Jawa Timur tengah menjajaki pembentukan institusi yang menangani industri hortikultura. Rencananya dinamakan Jatim Incorporated.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pemprov Jatim tengah genjot sektor pertanian dari hulu hingga ke hilir.
Saat ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur tengah menjajaki pembentukan institusi yang menangani industri hortikultur yang rencananya dinamakan Jatim Incorporated.
Rencana pembentukan dan inisiasi lembaga itu dimaksudkan untuk bisa memberikan nilai tambah pada produksi hasil holtikultura, dengan prinsip petik olah kemas jual.
Untuk itu, Gubernur Khofifah kini tengah berkonsultasi dengan ahli hukum guna mendapatkan pendapat yang legal dan yang bersifat administratif terkait pendirian lembaga tersebut.
(CV Bawang Mas 99 Optimistis Volume Ekspor Bawang dan Jahe Semakin Bertambah: Petani Makin Semangat)
Hal itu disampaikan Gubernur Khofifah usai melakukan pertemuan dengan PT Polowijo Gosari Group di Gedung Negara Grahadi, Selasa (16/7/2019).
Perusahaan yang konsen di bidang pengolahan hasil pertanian ini menjadi salah satu sektor privat yang akan digandeng Pemprov Jatim dalam mewujudkan program tersebut.
"Saya berkali-kali menyampaikan tentang petik, olah, kemas, jual. Saking seringnya lalu banyak yang merespon. Seperti Polowijo ini, ternyata mereka langsung mencoba dan menerapkannya," kata Khofifah menceritakan hasil pertemuan.
Salah satu yang sudah dikembangkan adalah mangga.
Mereka sudah memproduksi olahan mangga menjadi dodol mangga dan eskrim mangga. Hasil olahan tersebut bahkan sudah tembus ke toko modern.
Buah hasil petik yang memenuhi quality control bahkan juga sudah tembus ekspor. Maka ke depan Khofifah meminta agar dicoba untuk mengembangkan manisan mangga.
Sebab potensi buah mangga di Jawa Timur cukup besar.
Di wilayah Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso hingga Madura banyak terdapat pohon mangga yang produktif.
(Polemik Sewa Lahan Garam di Desa Pandan Pamekasan, Petani Sudah Bayar Tapi Belum Bisa Menggunakan)
"Agar saat oversupply tidak murah. Harus ada data produksi dan distribusi. Sehingga kita bisa melakukan pemetaan yang butuh pengolahan berapa banyak, dan yang bisa diolah, maka cocoknya diolah dalam bentuk apa," tandas wanita yang juga pernah menjabat Menteri Sosial ini.
Jika ada pemetaan tersebut, masyarakat akan mengurangi kebiasaan petik langsung jual.
Saat over supply buah akan terbagi dua, ada yang diolah dan ada yang dijual dalam bentuk non olahan.