Endorse Risma bisa dongkrak hingga 9 persen
Ada hasil menarik dari rilis hasil survei Pilwali Kota Surabaya yang dilakukan Surabaya Survey Center (SSC) di Hotel Yello, Rabu (9/1/2019).
Selain mamaparkan elektabilitas nama-nama calon wali kota Surabaya seperti Wisnu Sakti Buana 15,4 persen, Puti Guntur Soekarno 15,1 persen, Adies Kadir 6,9 persen, Armuji 4,5 persen dan Fandi Utomo 4,3 persen, SSC juga menyebut peluang menaikkan elektabilitas dengan memanfaatkan dukungan wali kota incumbent.
Dari data hasil survei itu, disebutkan siapapun nama calon yang mendapat dukungan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, bakal dapat sumbangan elektabilitas sebesar 9 persen.
"Artinya nama siapa saja yang didukung dan menggunakan Bu Risma sebagai endorser, pendukung, maka nama itu akan dapat tamabahan elektabilitas sebesar 9 persen," kata peneliti SSC Surokim Abdussalam.
Menurutnya hal ini tidak lepas dari pengaruh sosok Risma yang sudah sepuluh tahun memimpin Kota Surabaya.
Pasalnya, masih dari hasil survei yang dilakukan pada Desember 2018 itu, sebanyak 78,4 persen, responden warga Surabaya puas terhadap kinerja Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini - Wisnu Sakti Buana.
"Bu Risma menyebut namanya saja, nama cawali ini, maka akan sangat menguntungkan bahkan menyumbang sembilan persen elektabilitas," tambah pria yang juga dosen komunikasi politik dan dekan FISIB Universitas Trunojoyo Madura (UTM).
Namun ia mengingatkan bahwa calon wali kota Surabaya ke depan paling tidak harus menyamai kapabilitas Wali Kota Risma. Bahkan kalau bisa harus melebihi. Lantaran kinerja pemerintahan Risma diakui warga Surabaya dinilai sudah baik dan memuaskan sebsar 74,8 persen.
Hal senada juga disampaikan peneliti SSC Ikhsan Rosidi. Ia mengatakan menurutnya dari hasil survei SSC, hanya 8,8 persen yang merasa tidak puas dengan 12.8 persen undecided voters.
Meski demikian, menurut Ikhsan Rosidi bukan berarti pola kepemimpinan dan program yang dilakukan oleh Wali Kota Risma dapat berjalan dan diterima dengan mulus. Beberapa hal perlu menjadi perhatian serius.
"Di riset yang kami lakukan juga menunjukkan bahwa masih ada PR besar bagi Pemkot Surabaya setelah masa jabatan Wali Kota Risma habis. Salah satunya, katakan saja, terkait banjir," tegas Ikhsan Rosidi.
Sebagai informasi, hasil survey yang dirilis oleh SSC pada kesempatan ini berdasarkan pada survey yang dilaksanakan mulai 20-31 Desember 2018 di 31 Kecamatan di Kota Surabaya.
Riset yang dilakukan menggunakan 1000 responden melalui teknik stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih sebanyak 3,1 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.(fatimatuz zahroh)