Dahlan Iskan Tersangka
Minggu Depan, Dahlan Iskan Diperiksa Kejagung
"Pak Dahlan (Iskan) tidak bisa hadir karena sakit dan minta jadwal ulang untuk pemeriksaan. Tadi sudah ada perwakilan keluarga yang menyerahkan surat
Penulis: Fatkhul Alamy | Editor: Yoni Iskandar
Laporan Wartawan Surya, Fatkhul Alamy
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Setelah batal memeriksa Dahlan Iskan dalam kasus dugaan korupsi mobil listrik pada Senin (6/2/2017), tim penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung) melakukan penjadwalan ulang.
Rencananya mantan Menteri BUMN itu dijawalkan menjalani pemeriksaan pada pekan depan.
Kasi Penkum Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur (Jatim), Richard Marpaung mengatakan, Dahlan Iskan tidak bisa memenuhi panggilan tim penyidik Kejagung lantaran sakit.
"Pak Dahlan (Iskan) tidak bisa hadir karena sakit dan minta jadwal ulang untuk pemeriksaan. Tadi sudah ada perwakilan keluarga yang menyerahkan surat keterangan dokter yang menyebutkan sakit," sebut Richard Marpaung di Kejati Jatim kepada TribunJatim.com , Senin (6/2/2017).
Richard Marpaung tidak tahu sakit yang diderita Dahlan Iskan. Karena pihak keluarga langsung menyerahkan surat keterangan dari dokter ke tim penyidik Kejagung.
"Sakitnya apa, saya tidak tahu. Tim penyidik (Kejagung) yang lebih tahu karena surat dari keluarga sudah diserahkan," ucap Richard Marpaung sambil menyebut ada lima orang penyidik dari Kejagung yang siap memeriksa Dahlan Iskan.
Richard Marpaung menuturkan, Dahlan Iskan dipanggil tim penyidik Kejagung atas kasus dugaan korupsi mobil listrik pada 2013.
"Hari ini tidak bisa datang, jadi pemeriksaan lagi minggu depan. Dilakukan pemanggilan ulang," jelas Richard Marpaung kepada TribunJatim.com .
Seperti diberitakan sebelumnya, Dahlan ditetapkan tersangka oleh Kejagung atas dugaan tindak pidana korupsi mobil listrik pada 2013.
Ada sebanyak 16 unit mobil listrik yang diduga pengadaanya menyimpang dan merugikan negara sekitar Rp 32 miliar.
Ketika masih duduk sebagai Menteri BUMN pada 2013, Dahlan meminta supaya PT BRI, PT Perusahaan Gas Negara, dan PT Pertamina menjadi sponsor pengadaan mobil listrik guna mendukung KTT APEC di Bali.
Begitu proyek itu dikerjakan, 16 mobil listrik jenis electric microbus dan electric executive bus itu, ternyata tidak dapat digunakan lantaran diduga tak dibuat sebagaimana mestinya.