Viral
Curhatan Blogger Ini Mendadak Viral di Facebook, Bikin Netizen Terharu
Tulisan seorang blogger tentang kisah seorang perempuan yang sukses merebut suaminya baru-baru ini sempat menyita perhatian netizen.
-Sebelum dia pergi untuk liburan (baca: selingkuh) dan sampai saya minta cerai, saya masih tinggal serumah dengannya, masih menjalankan hubungan suami istri normal; walaupun dia bilang ke Mbak saya hanya datang untuk minta ‘jatah’.
-Setelah kalian ‘berteman’ di Facebook (yang saya nggak tahu), saya masih: membawa dia kencan ke resto cihui untuk merayakan hari jadi kami, menyiapkan kukis ulang tahun untuknya, sampai membelikan hadiah Hari Ayah untuk dia dan anaknya plus dinner seru lengkap dengan penari Samba. Yang Hari Ayah ekstra spesial karena 3 hari sebelumnya saya menemukan bukti perselingkuhan kalian.
Kebayang nggak Mbak jadi saya? Kebayang nggak saya menemukan “Baby I miss you” di Facebook dia? Kebayang nggak saya membaca “I love your son” dari Mbak? Saya lho Mbak yang disitu bersama dia, yang mengeloni anak-anaknya, dan Mbak nggak ada angin nggak hujan bisa dengan entengnya bilang ‘Love your son’? Kebayang nggak saya yang mati-matian minta dia melepas Mbak, berusaha mengingatkan soal anak-anaknya? Kebayang nggak anak-anaknya yang bingung karena ibu tirinya mendadak hilang, dan tiba-tiba ada yang baru dijejalkan ke mereka? Ini hasil selingkuhan Mbak. Ini keluarga yang hancur karena pilihan Mbak. Puas, Mbak?
Iya sih setelahnya Mbak minta maaf ke saya, tapi kok Mbak nggak mikir sih saat Mbak belum ketahuan? Buat apa sih memangnya, Mbak? Nggak malu gitu? Jangan pakai alasan Mbak masih kecil, Mbak ditipu mantan suami saya dan sebagainya. Sebagai penulis tulisan saya bisa dibaca publik, Mbak bahkan nggak perlu repot stalking saya untuk tahu siapa saya.
Kalaupun nggak ada info tentang saya, Mbak bisa dong berpikir dari pihak perempuan, bagaimana rasanya kalau terjadi pada Mbak. Bedanya saya dengan Mbak adalah, saat ketahuan Mbak berujar: “Kenapa dia bisa tahu tentang saya?”, kalau saya akan berujar: “Kok dia bisa baru tahu tentang saya?”. Ketahuan kan mana yang lebih superior?
Dan ini adalah sesuatu yang akan dibawa sampai seterusnya lho Mbak: cap perusak rumah tangga orang, cap perempuan rendahan. Orang-orang yang tahu cerita aslinya akan melihat Mbak dengan rendah, dan ini termasuk keluarga dan teman dekatnya. Yang nggak tahu tapi kepo dan berhasil menemukan blog saya bisa membaca artikel-artikel mengenai perceraian saya yang saya tulis sebagai bentuk terapi.
Dan seringkali ya Mbak, nggak penting siapa yang benar, yang penting siapa yang berbuat skandal. Walau Mbak selingkuh atas nama cinta, tetap saja selingkuh dan lidah akan bergoyang. Nggak selingkuh pun kita wanita perlu menjadi benar-benar super untuk mengalahkan bayangan si mantan pacar/istri, apalagi selingkuh.
Buat [para] Mbak yang sudah terlanjur didalamnya, tulisan ini mungkin percuma. Tapi buat Mbak-mbak yang lain yang berniat, dipikir lagi deh. Apa iya menghancurkan perasaan wanita lain (dan sebuah keluarga) itu seharga cinta yang akan anda dapatkan? Apa iya rasa malu dan hinaan orang lain seharga cinta tersebut? Kalau benar cinta kan nggak kemana, dan bisa menunggu sampai si dia benar-benar single (putus/cerai dari pasangannya). Apalagi yang pasangannya track recordnya doyan selingkuh.
Rugi kan, sudah dosa karena berbohong dan melukai perasaan orang lain, seumur hidup dicap perempuan nggak benar, eh hubungannya nggak bertahan juga. Menuntut kepastian demi harga diri kalian itu jauh lebih baik lho, Mbak-mbak sekalian.
Kata orang urusan begini jangan diumbar, tapi buat saya ini penting. Biasanya kita hanya tahu “Si A dan Si B bercerai karena si A selingkuh,” tapi tidak ada yang tahu detail yang terjadi saat itu.
Ini yang sebenarnya terjadi saat anda memutuskan berselingkuh. Akan ada orang-orang yang hanya membaca berita ini sebagai skandal sensasional, tapi akan ada, dan ini target saya sebenarnya, orang-orang yang membaca ini dan bisa mengerti mengapa selingkuh itu salah. Orang-orang ini akan mengedepankan harga diri mereka dan bilang ‘tidak’ pada tawaran selingkuh, baik pria maupun wanita, dan akan mengingatkan anak-anak mereka untuk tidak berselingkuh, terutama anak gadis. Kenapa? Karena kita perempuan yang paling terlihat jelek saat berselingkuh.
Balik lagi ke Mbak tersayang, selamat dan semoga hidup Mbak bahagia. Terlepas dari semua kepahitan saya, saya membuang seorang suami yang tidak setia dan hidup single dengan ceria. Walau di negara orang, saya mampu mencapai kebebasan finansial (baca: hidup kere tapi asyik) sambil menikmati lirikan-lirikan dari para pria tampan disini.
Bisa kok meraih kebahagiaan tanpa bantuan orang lain, dan jelas tanpa merebut kebahagiaan orang lain. Sukses ya Mbak, perjuanganmu masih panjang dan berat. Berjuanglah!!"
Diluar dugaan, curhatan itupun viral hanya dalam waktu sehari.
Diposting tanggal 6 Maret, tulisan itu sudah dibaca sekitari 21 ribu kali pada 7 Maret dengan 900 komentar di blog tersebut.