Sebanyak 600 Umat Hindu di Menganti, Gresik, Rayakan Nyepi dengan Arak Ogoh-Ogoh
Sebanyak 600 umat Hindu di Desa Laban Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik menggelar rangkaian peringatan Hari Raya Nyepi.
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Edwin Fajerial
TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Sebanyak 600 umat Hindu di Desa Laban, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, menggelar rangkaian peringatan Hari Raya Nyepi, Senin (27/3/2017).
Adapun rangkaian acara perayaan Hari Raya Nyepi itu umat Hindu di Pura Jagad Dumadi Laban Menganti memperingatinya dengan menggelar pawai ogoh-ogoh.
Sebanyak 13 ogoh-ogoh yang telah dipersiapkan panitia. Dan nantinya akan diarak keliling Desa Laban.
Kepala Rumah Tangga Pura Jagad Dumadi, Made Sarjana (51) menjelaskan pembuatan ogoh-ogoh ini merupakan rangkaian dari Hari Raya Nyepi 1 Saka 1939, diantaranya meraih kesucian diri dalam upacara Melasti yang artinya penyucikan Buana alit dan Buana Agung.
Menurut dia, di dalam Upacara Melasti ada dua rangkaian upacara yakni upacara Tawur Agung dan Pencaruhan.
Upacara itu memiliki arti caruh yang berarti memperindah dan memperharmonis antar manusia.
Nantinya dalam upacara Tawur Agung juga akan mengarak ogoh-ogoh keliling desa.
"Upacara Tawur Agung itu sendiri bertujuan untuk penyucian diri dan alam. Agar nantinya kita selalu diberi kedamaian dalam melalui kehidupan," terang Made Sarjana saat dijumpai di Pura Jagad Dumadi.
Pak Made panggilan akrab Made Sarjana menambahkan nantinya 13 ogoh-ogoh itu akan diarak keliling desa menempuh jarak sejauh dua kilometer.
"Ogoh-ogoh itu sendiri dilambangkan sebagai raksasa butakala yang mencerminkan sifat dari makhluk kasat mata," ungkapnya.
Adapun rute yang nantinya akan dilalui pawai ogoh-ogoh ini yakni melewati Laban Kulon Gang III, lalu keluar ke Desa Laban Gang I. Hingga sampai ke Desa Grogol yang berbatasan langsung dengan wilayah Lakarsantri Surabaya.
Dari Grogol kemudian memutar ke Desa Ngampon lalu balik ke Pura Jagad Dumadi di Laban Kulon.
"Setelah diarak keliling kampung nantinya ogoh-ogoh akan dibakar di dalam kawasan pura Jagad Dumadi," imbuhnya.
Dia menerangkan makna dari ogoh-ogoh yang dibakar yakni melenyapkan sifat-sifat dari butakala.
"Simbol dari ogoh-ogoh itu sendiri ibaratnya membakar sifat-sifat angkara manusia, kemarahan kebencian, keangkuhan," imbuhnya.
Made mengungkapkan pihaknya sangat mengapresiasi untuk umat lain yang ikut berpartisipasi dalam rangkaian upacara Tawur Agung ini.