Mengabdi 18 Tahun, Legenda Persebaya Mat Halil Ucapkan Salam Perpisahan ke Bonek
Sejak Persebaya vakum di Liga Indonesia, banyak tawaran datang kepada Mat Halil dari beberapa klub Indonesia Super League (ISL) atau Divisi Utama.
Penulis: Aji Bramastra | Editor: Aji Bramastra
Sejak 1999
Pemain asli Surabaya ini memulai karier bersama Persebaya junior, lalu berlanjut masuk Persebaya senior pada 1999.
Dia bersama Bejo Sugiantoro, Anang Ma'ruf dan Uston Nawawi, yang sama-sama asli produk internal kompetisi Persebaya, merasakan gelar juara Liga Indonesia 2004.
Sejak Persebaya vakum di Liga Indonesia, banyak tawaran datang kepada Mat Halil dari beberapa klub Indonesia Super League (ISL) atau Divisi Utama.
Namun, hatinya terlanjur jatuh cinta pada klub berjulukan Bajul Ijo sehingga tawaran itu ditolak Mat Halil.
Hanya setahun tepatnya pada 2014, ia bermain untuk Persida Sidoarjo pada kompetisi level Divisi Utama. Kala itu, dia gabung bersama Uston Nawawi. Namun setelah itu, dia kembali ke tim yang bermarkas di Karanggayam, Surabaya .
Bagi Mat Halil, membela Persebayaadalah cita-citanya sejak kecil, sebagai bentuk pengabdian sekaligus perjuangan.
Karena, dia besar di klub ini kendati banyak teman temanya mantan pemain Persebaya 1927 berpindah ke klub lain.
”Saya sangat mencintai tim ini, walaupun kondisinya sekarang jauh berbeda dengan dulu. Saya besar di sini. Bagi saya, inilah pengabdian, inilah loyalitas,” ungkap Mat Halil seusai latihan.