G H Von Faber, Pendiri Museum Mpu Tantular yang Juga Warga Asli Surabaya, Ini 5 Fakta Sosoknya!
Nama G H Von Faber memang terdengar asing, namun ternyata pemilik nama ini tidak lahir dari negara luar Indonesia.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Alga W
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Ani Susanti
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Nama G H Von Faber memang terdengar asing, namun ternyata pemilik nama ini tidak lahir dari negara luar Indonesia.
G H Von Faber merupakan warga Surabaya, Jawa Timur, asli lho.

Dilansir dari buku Soerabaia In The Olden Days, Faber lahir pada 1 Februari 1899 di Surabaya dari seorang ayah berkebangsaan Jerman-Belanda.
Di Surabaya, nama Faber cukup terkenal dan lekat dengan sejarah Museum Mpu Tantular.
Baca: Grimm & Co Restaurant di Surabaya Dulunya Tempat Makan Para Sosialita, Sekarang Nasibnya Gini
Penasaran sama tokoh yang jarang muncul dalam buku sejarah sekolah ini?
Simak faktanya berikut:
1. Bersekolah di tempat yang sama dengan Bung Karno
Di masa mudanya, Faber yang akrab dipanggil Bob ini pernah belajar di Hoogere Burger School (HBS), yaitu sekolah setara SMA.
Di sana dia menjadi senior Presiden pertama Indonesia, Bung Karno.
Lulus dari HBS, Bob melanjutkan pendidikannya di Netherland atau Belanda.
Baca: Ternyata Pelaku Mesum Sesama Jenis Punya Kode Sendiri untuk Beraksi di Tanggul Jagir Surabaya
2. Menjadi seorang jurnalis Surabaya
Kembali ke Surabaya, Bob tertarik pada jurnalistik.
Ia kemudian memutuskan untuk menjadi seorang reporter di sebuah koran Surabaya bernama Soerabaia Nieuwsblad.
Bob juga sempat menjadi editor di Nieuwe Soerabaia Courant.
Baca: Habib Rizieq Tersandung Kasus Konten Pornografi, Tak Akan Pulang dari Arab Sebelum Jokowi Lengser
3. Membuat beberapa buku tentang Surabaya
Menjadi jurnalis membuat Bob mengenal banyak tentang Kota Surabaya dan masyarakatnya.
Karena pengalaman dan kapabilitasnya, ia pun dipercaya penerbit Gementee Surabaya untuk membuat dua buku sejarah yang saat itu populer.
Buku itu menceritakan tentang Surabaya tempo dulu berjudul "Oud Soerabaia" pada tahun 1931.
Di tahun 1937, buku Nieuw Soerabaia pun terbit.
Baca: Erick Bana Iskandar Pakai Kemeja Harga Belasan Juta, Netter Merasa Sayang: Bisa Buat Beli Kepiting
4. Selalu kenakan coat putih saat menjadi editor
Saat menjadi editor di Nieuwe Soerabaia Courant, Bob selalu mengenakan sebuah coat berwarna putih.
Sedangkan di rumah ia mengenakan setelan piyama.
Namun ketika di depan umum, Bob sangat peduli pada penampilannya dan sangat ramah pada semua orang.
Tahun 1934, Bob menikahi seorang perempuan cantik dan pintar, Jeane Breedvelt Boer yang selalu setia mendampingi Bob.
Bob dan Jeane tinggal di Jalan Embong Wungu, Surabaya.
Baca: Bodyguard Presiden Korea Selatan Ini Tatapannya Bikin Meleleh, Netizen Rebutan Pengen Dilindungi
5. Menjadi direktur museum
Bob sangat mencintai budaya, hal ini terbukti didirikannya Stedelijk Historisch Museum (Stehimu atau Museum Sejarah Kota) pada tahun 1933.
Musuem ini memamerkan koleksi pribadinya.
Lalu pada 20 Oktober 1934, Pemerintah Jatim mendirikan Provinciaal Museum Oost Java dan Bob menjabat sebagai direkturnya.
Namun pada tahun 1949, Stehimu dan Provinciaal Museum Oost Java bergabung menjadi satu.
Museum tersebut kemudian diberi nama Universeel Cultureel Cwentrum voor Volksontwekkeling atau Yayasan Pusat Pendidikan Umum Kebudayaan Surabyaa.
Yayasan atau museum ini terletak di Jalan Simpang No 3, Surabaya.
Baca: Mewahnya Menginap di Hotel Majapahit Surabaya yang Berbintang Lima dan Penuh Sejarah Ini, Cantik!
Sempat ditutup sepeninggal Bob, museum ini dibuka kembali untuk umum pada 1 November 1974 dan diberi nama Museum Negeri Jawa Timur Mpu Tantular.
Beralamat di Jalan Pemuda, museum tersebut kemudian dipindah lagi ke Jalan Taman Mayangkara 6, Surabaya, hingga kini berada di Sidoarjo.
Di usianya ke 56 tahun, G H Von Faber tutup usia di Surabaya pada 28 September 1955.
Ia dimakamkan di Makam Kembang Kuning Surabaya.
Tak lama kemudian, istrinya Jeanne Breedveldt Boer menyusul Bob.
Baca: Zangrandi, Kedai Es Krim Tempo Dulu di Surabaya Ini Sering Dikira dari Belanda, Padahal Bukan
Nah, itu dia fakta-faktanya, kamu pernah baca buku karangannya?