Pilgub Jatim 2018
Kiai Sepuh NU Turun Gunung di Pilgub Jatim, Kirim Surat Khusus ke PKB, Poin Kelima Jadi Kunci
Para Kiai Sepuh Nahdlatul Ulama (NU) akhirnya turun gunung, menyikapi makin dinamisnya gelaran Pilgub Jatim 2018.
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Para Kiai Sepuh Nahdlatul Ulama (NU) akhirnya turun gunung, menyikapi makin dinamisnya gelaran Pilgub Jatim 2018.
Mereka ikut menyuarakan aspirasi dan keinginannya. Tujuannya, agar NU kompak dan bersatu.
Sehingga suara warga Nahdliyin dalam pesta demokrasi lima tahunan di provinsi dengan 38 kabupaten/kota ini tidak terpecah belah.
Dengan begitu, kader NU yang diusung pada Pilgub yang digelar bulan Juni tahun depan bisa menang. Memenangkan pertarungan di wilayah yang jadi cikal bakal lahirnya jamiyah NU sendiri.
Baca: Muhaimin Pastikan PKB Galang Kekuatan Usung Duet Halim - Risma Maju Pilgub Jatim
Wujud aspirasi dan sikap para Kiai Sepuh tertuang dalam surat terbuka para Kiai Sepuh NU, tertanggal 19 Mei 2017 ini.
Surat ditujukan Ketua DPW PKB Jatim Abdul Halim Iskandar. PKB merupakan partai yang pendiriannya ikut diinisiasi oleh para Kiai NU.
Surat yang ditandatangani 21 Kiai Sepuh NU ini, mulai tersebar luas di media sosial Minggu (21/5/2017) dan langsung menjadi viral hingga Senin (22/5/2017) hari ini.
Sejumlah partai politik juga langsung menyikapi serius keberadaan surat tersebut. Tidak hanya PKB selaku si penerima surat. Tapi juga partai lain.
Baca: Demi Wasiat Kiai Hasyim, Golkar Siap Deklarasi Usung Khofifah
Berikut ini surat para Kiai Sepuh NU yang tersebar luas melalui media sosial:
Kepada yth:
Sdr Abdul Halim Iskandar
Ketua DPW PKB Jatim
Di Tempat
Assalamu alaikum wr wb
Dengan berharap ridla dari Allah SWT, setelah melalui musyawarah kami para kiai dan pengasuh Ponpes yang bertanda tangan di bawah ini, ingin menyampaikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Belajar dari pengalaman Pemilukada serentak beberapa tahun terakhir ini, diperlukan kebersamaan dan kekompakan demi kemaslahatan ummat. Para pendiri NU bisa begitu kuat dalam menghadapi cobaan dan tantangan di masa lalu karena kekompakan dan kebersamaan itu. Selain karena ikhtiar, ilmu, dan doa sebagai senjata utama.
2. Mengikuti tradisi para pendiri NU, kiai dan pengasuh ponpes selalu menjadi rujukan utama dalam proses pengambilan keputusan organisasi maupun politik. Setidaknya dilibatkan dalam musyawarah dalam pengambilan keputusan tersebut sehingga betul-betul membawa aspirasi NU maupun masyarakat luas.
3. Keterlibatan para kiai tersebut sangat penting untuk menjaga keutuhan NU, khususnya terkait dengan pemilukada Jatim mendatang. Para kiai dan pengasuh pondok pesantren tidak ingin pengalaman pemilukada yang lalu terulang karena tidak adanya kekompakan dan kebersamaan dalam perjuangan politik, saling ingin menang sendiri, sehingga mengakibatkan perpecahan di lingkungan NU yang butuh waktu panjang untuk menyatukannya kembali.
4. Sebagai tempat kelahiran NU dan basis utama Nahdliyin, saatnya Jawa Timur memberikan contoh kepada daerah lain tentang kebersamaan, kekompakan, dan keutuhan dalam setiap perjuangan. Semua itu demi kesejahteraan warga Nahdliyin dan warga masyarakat pada umumnya.
5. Sebagai partai yang didirikan para kiai dan NU, kami berharap PKB bersedia menjelaskan rencana pencalonan gubernur Jatim yang akan berlaga dalam pilgub 2018. Sungguh kami akan sangat bersyukur bila PKB bersedia menjadikan para kiai dan pengasuh pondok pesantren sebagai rujukan utama dalam menentukan figur calon gubernur yang akan diusung bersama.
6. Demikian atas perhatiannya, kami ucapkan banyak terima kasih.
Surabaya, 19 Mei 2017
Yang bertanda tangan :
1. KH ZAINUDDIN JAZULI (PP Al Falah Ploso Mojo Kediri)
2. KH ANWAR MANSYUR (PP Lirboyo Kediri)
3. KH NURUL HUDA JAZULI (PP Ploso Mojo Kediri)
4. KH MIFTAHUL AKHYAR (PP Miftahussunnah Surabaya)
5. KH NAWAWI ABDUL DJALIL (PP Sidogiri Pasuruan)
6. KH AGUS ALI MASYHURI (PP Bumi Sholawat Lebo Sidoarjo)
7. KH ANWAR ISKANDAR (PP Al Amien Ngasinan Kediri)
8. KH MUTAWAKKIL ALALLAH (PP Zainul Hasan Genggong Probolinggo)
9. KH FUAD NUR HASAN (PP Sidogiri Pasuruan)
10. KH FUAD JAZULI (PP Ploso Mojo Kediri)
11. KH KHOLIL AS'AD SYAMSUL ARIFIN (PP Walisongo Situbondo)
12. KH IDRIS HAMID (PP Salafiyah Syafiiyah Pasuruan)
13. KH ABDULLAH KAFABIHI MAKHRUS (PP Lirboyo Kediri)
14. KH UBAIDILLAH FAQIH (PP Langitan Lamongan)
15. KH SYAFIUDIN WAHID (PP Darul Ulum Garsempal Sampang)
16. KH JA'FAR YUSUF (PP Darul Ulum Garsempal Sampang)
17. KH MAKHRUS (PP Al Ihsan Jrengoan Sampang)
18. KH NURUDDIN ABDURRAHMAN (PP Al Hikam Bangkalan)
19. KH MUDDASIR BADRUDDIN (Pamekasan)
20. KH MUJIB IMRON (PP Al Yasini Areng-areng Pasuruan)
21. KH FAKHRI ASCHAL (PP Saychona Cholil Bangkalan)
Membenarkan
Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo KH Mutawakkil Alallah membenarkan adanya surat yang mengatasnamakan Kiai Sepuh NU tersebut.
Nama Kiai Mutawakkil termasuk satu dari 21 Kiai Sepuh yang disebut ikut menandatangani surat ke Ketua DPW PKB Jatim. Dia berada di urutan nomor delapan.
Menurut Kiai Mutawakkil yang juga Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim ini, lewat surat tersebut, para Kiai Sepuh ingin membulatkan tekad dan bersatu dalam menyongsong dan menghadapi Pilgub Jatim 2018.
"Para kiai sepuh mengharapkan NU untuk tidak terpecah belah pada Pilkada mendatang," tegasnya.
Persatuan para Kiai dan warga Nahdliyin dinilai penting, agar tokoh NU tidak diadu domba oleh pihak luar. Karena berkaca pada gelaran pilkada di tempat lain, potensi dan upaya memecah belah tokoh NU bisa saja terjadi dan dilakukan oleh pihak luar.
Hal itu dinilai penting, karena saat ini setidaknya ada empat kader dan tokoh NU yang disebut-sebut akan maju dalam Pilgub Jatim 2018. Baik untuk posisi bakal calon gubernur maupun bakal calon wakil gubernur.
Mereka adalah, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Wakil Gubernur Jatim dua periode, mantan Ketua Umum GP Ansor dua periode, dan saat ini menjabat Ketua PBNU.
Lalu Khofifah Indar Parawansa, Menteri Sosial RI, Ketua Umum PP Muslimat NU sejak tahun 2000 hingga sekarang.
Kemudian Abdul Halim Iskandar, Ketua DPRD Jatim, Ketua DPW PKB Jatim, dan kader NU tulen asal Jombang.
Lantas Abdullah Azwar Anas, Bupati Kabupaten Banyuwangi, Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jatim, dan mantan Ketua PP IPNU.
"Makanya kami ingin meminimalisir segala potensi memecah belah dari luar NU tersebut," tandas Kiai Mutawakkil.
Khusus Pilgub Jatim, hal itu dinilai sangat penting. Karena provinsi ini merupakan tempat dan cikal bakal lahirnya NU. Jamiyah Nahdlatul Ulama didirikan di Surabaya, pada 31 Januari 1926.
"Nah, sebagai wilayah yang menjadi cikal bakal lahirnya Jamiyah NU, tentu harus dapat menjadi contoh untuk daerah lain tentang kebersamaan, kekompakan, keutuhan dalam setiap perjuangan," imbuhnya.
Menurut Kiai Mutawakkil, forum Kiai Sepuh NU akan menggelar pertemuan terkait Pilgub Jatim sebelum bulan Puasa ini di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Setelah itu, hasil pertemuan akan diumumkan secara resmi ke publik.
"Tapi pengumumannya kalau sudah ada pertemuan saja," tukasnya.
Semua itu dilakukan, lanjutnya semata-mata demi kebaikan warga Nahdliyin dan masyarakat Jatim pada umumnya.
Untuk itu, para Kiai Sepuh berharap sebagai partai yang didirikan oleh Kiai NU, PKB seharusnya duduk bersama dan berdiskusi dengan para Kiai Sepuh, untuk menjelaskan sekaligus menentukan figur calon gubernur dari kalangan Nahdliyin yang akan diusung pada Pilgub Jatim 2018, sesuai kesepakatan bersama.
"Kami akan sangat bersyukur jika PKB mau menerima rujukan calon gubernur yang diusulkan hasil diskusi bersama dengan Kiai Sepuh. Sehingga calon yang didukung kiai tersebut dipastikan akan diusung oleh PKB," ucapnya.
Hal senada ditegaskan Pengasuh Pondok Pesantren Miftahussunnah Surabaya KH Miftachul Akhyar.
Menurutnya, dalam menghadapi Pilgub Jatim 2018 yang pelaksanaannya kurang setahun lagi, para Kiai ingin agar NU bersatu dan kompak.
"Para Kiai NU di Jatim sangat menginginkan Nahdlatul Ulama bersatu dan kompak dalam Pilkada Jatim," tegas Kiai Miftah, yang juga Wakil Rais Aam PBNU ini.
Mau Klarifikasi
Ketua DPW PKB Jatim Abdul Halim Iskandar mengaku hingga Minggu (21/5/2017) malam, dirinya belum menerima surat dari para Kiai Sepuh NU yang ditujukan kepadanya.
Sehingga kakak kandung Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar ini tidak mau langsung percaya begitu saja. Namun, dia berjanji segera mengecek kebenaran dan keberadaan surat tersebut secepatnya.
Jika surat 21 Kiai Sepuh NU tersebut benar adanya, Gus Halim menyatakan, akan melakukan klarifikasi langsung kepada para Kiai Sepuh yang namanya tercatat di surat. Untuk mengetahui secara jelas, apa dasar dibuatnya surat tersebut.
"Tabayun (klarifikasi) kepada Kiai itu sesuai yang diajarkan NU. Karena saya sangat menghormati beliau-beliau," tegasnya. (*)