Komunitas Lancer Blitar Club, Didapuk Jadi Duta Wisata di Blitar
Mereka berasal dari latar belakang pekerjaan dan usia yang berbeda-beda, tetapi memiliki kegemaran sama, yakni, sama-sama suka mengendarai mobil lawas
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Mereka berasal dari latar belakang pekerjaan dan usia yang berbeda-beda, tetapi memiliki kegemaran sama, yakni, sama-sama suka mengendarai mobil lawas Mitsubishi Lancer SL buatan 1981 sampai 1984.
Dari situ, mereka bermufakat membentuk klub mobil Lancer Blitar Club (LBC), yang kini didapuk menjadi duta wisata di Blitar.
Suara knalpot mobil terdengar meraung-raung memecah keheningan Jalan Sudirman, Kota Blitar, Sabtu (20/5/2017) malam. Rombongan mobil sedan lawas terlihat melintas pelan di jalan itu dengan memain-maikan pedal gas.
Sejurus kemudian, arak-arakan mobil sedan lawas itu memarkir kendaraannya berjajar rapi tepat di selatan Markas Polres Blitar Kota.
Rombongan mobil lawas itu merupakan anggota Lancer Blitar Club. Tiap malam minggu, para penggemar mobil lawas buatan Jepang itu rutin mengadakan kopi darat di Jalan Sudirman.
“Di sini markas kami, tiap malam minggu kami rutin kumpul di tempat ini,” kata Sutiono (37), anggota LBC kepada Surya.
Pemilik nomor lambung LBC 007 itu bercerita komunitas Mitsubishi Lancer di Blitar mulai berdiri pada 2010. Penggagasnya, Agung Krisna, warga Sanankulon, Kabupaten Blitar.
Awalnya, Agung hanya ingin mengumpulkan pemilik mobil lawas dengan model bodi kotak. Kebetulan Agung memiliki Mitsibusi Lancer SL buatan tahun 1982. Lambat laun, banyak pemilik Lancer seri SL yang bergabung di komunitas tersebut.
“Dari situ akhirnya terbentuk komunitas Lancer Blitar. Kami mulai rutin mengadakan kegiatan. Sekarang anggota kami ada 50-an mobil. Yang rutin kumpul tiap malam minggu sektar 20 mobil sampai 27 mobil,” kata pria yang gabung LBC sejak 2011 itu.
Baca: Tiba di Graha Pena, Rombongan Bonek Langsung Bentangkan Banner Penolakan Iwan Setiawan
Anggota LBC berasal dari latar belakang pekerjaan yang berbeda-beda, mulai PNS, wiraswasta, bahkan jurnalis. Usia mereka juga bervariasi, paling muda usia 20 tahun dan paling tua usia 50 tahun. Meski dari latar belakan yang berbeda-beda mereka tetap kompak hingga kini. Hal itu terlihat dari sistem organisasi di LBC.
Di LBC tidak ada struktur kepengurusan organisasi. Klub itu berdiri memang berlandaskan persaudaraan dan kekompakkan. Tiap ada kegiatan, secara kesadaran mereka bergerak sesuai kemampuan anggota masing-masing.
“Tapi kami tetap memiliki kas, tapi tidak menentukan nominal dari anggota. Uang kas itu terkumpul dari uang patungan anggota tiap kopi darat. Biasannya saat kopi darat kami patungan untuk beli kopi dan makan. Kebelihannya kami masukkan ke kas,” ujar warga Jatimalang, Kota Blitar itu.
Uang kas itu biasanya digunakan untuk membantu anggota yang sedang kesusahan atau menyumbang anggota yang sedang punya hajatan. Setiap merayakan ulang tahun, LBC juga selalu membuat kegiatan. Biasanya mereka mngundang komuntas Lancer dari daerah lain.
“Kami juga tidak pernah memungut registrasi dari tamu. Semua ditanggung anggota dari uang patungan dank as,” ujarnya.
Di Blitar sendiri nama LBC semakin terkenal. Komunitas tersebut sering terlibat kegiatan-kegiatan yang diadakan di Blitar. Pada 2016, LBC didapuk menjadi Duta Wisata untuk Kabupaten Blitar.
Mereka diminta membantu mengenalkan potensi wisata yang ada di Blitar. Salah satu kegiatannya, para anggota LBC sering mengajak tamu dari luar kota berkunjung ke tempat-tempat wisata di Blitar.
LBC juga pernah diminta mengarak finalis Gus dan Jeng Blitar 2016. Komunitas itu mengantar finalis Gus dan Jeng dari pendapa Bupati Blitar menuju tempat kegiatan di Candi Sawentar.
Baca: Mahasiswi Ini Potong Kemaluan Seorang Pemuka Agama, Alasannya Bikin Miris
“Saat acara pameran UKM di Kabupaten Blitar, kami juga ikut meramaikannnya,” kata Yosibio Novianto, anggota LCB lainnya asal Jl Lawu, Kota Blitar.
Yosi mulai bergabung dengan LBC 2014. Pemilik Mitsubishi Lancer SL warna biru buatan 1982 itu banyak mendapat pengalaman begitu gabung di LBC. Selain menambah saudara, ia juga tidak khawatir lagi saat mengendarai mobilnya ke luar kota.
Kalau terjadi masalah terhadap mobilnya di jalan, ia tidak bingung lagi. Sebab, sekarang ia punya banyak kenalan komunitas Lancer di tiap kota di Jatim.
“Kalau macet di jalan banyak kenalan yang bisa membantu,” katanya.
Ia gemar dengan Mitsubishi Lancer karena perawatannya mudah, meski tergolong mobil tua. Onderdil Mitsubishi Lancer juga gampang didapat. Onderdilnya hampir sama dengan onderdil Mitsubishi L 300.
“Mobil ini (Lancer) tergolong mobil bandel. Mobil ini sudah memilik lima speed, padahal rata-rata mobil sekelasnya yang tahun pembuatannya masih empat speed,” ujar pemilik lambung LBC 011 itu. (Surya/Samsul Hadi)