Mau Naik Gunung Pundak, Cobalah Lewat Jalur Puthuk Siwur, Dijamin Ketagihan
Puncak Puthuk Siwur merupakan jalur alternatif menuju Gunung Pundak lewat Desa Claket, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.
Penulis: Rorry Nurmawati | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Bagi anda penggila ketinggian, tidak ada salahnya mencoba mendaki di Puncak Puthuk Siwur.
Berada di 1.429 meter diatas permukaan laut (MDPL) ini, merupakan jalur baru yang masih belum banyak dikenal.
Bisa dikatakan, puncak Puthuk Siwur merupakan jalur alternatif lain menuju Gunung Pundak via Desa Claket, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.
Nama Puthuk Siwur memang tidak sebesar Gunung Welirang, Gunung Penanggungan maupun Gunung Arjuno.
Namun jalur yang baru tereksplore sejak awal tahun 2017 ini, cenderung lebih santai bila para pendaki memilih mendaki ke Gunung Pundak via Puthuk Siwur.
Baca: Lembah Cinta Pacet, Destinasi Baru Adventure Park yang Super Ekstrem, Berani Coba?
Tapi sebelum mendaki para penggiat disarankan terlebih dahulu mempersiapkan minuman yang ekstra banyak. Lantaran di sepanjang perjalanan, pendaki tidak akan menjumpai mata air apapun.
Dari pos perijinan, pendaki akan menempuh perjalanan setapak yang cukup landai dengan suguhan hutan pinus.
Setelah itu, akan ada padang sabana dan sedikit hutan basah khas hutan tropis. Di hutan pinus ini, pendaki bisa beristirahat sejenak dan atau bermain hammock yang bisa dibentangkan diantara hutan pinus.
Setelah melewati hutan pinus kurang lebih 30 menit, kita akan menjumpai sabana dengan kombinasi bebatuan.
Baca: Air di Kolam Segaran Jadi Keruh, Padahal ini Situs Peninggalan Majapahit yang Dibanggakan
Tepat diketinggian 1.056 MDPL, pendaki bisa berhenti untuk berfoto di area Panggung Selfi atau Selfi Area yang telah disiapkan.
Tempat yang cukup strategis untuk berfoto ini, memiliki pemandangan yang langsung menembak ke pemukiman rumah warga tepat berada di bawah.
Di tempat ini, pendaki bisa duduk di pohon yang tak terpakai persis menyerupai kursi dengan dikelilingi bebatuan dan pepohonan rindang.
Setelah puas berfoto dan menikmati pemandangan, pendaki bisa melanjutkan perjalanan menuju spot-spot lainnya sebelum sampai di Puncak Puthuk Siwur.
Selepas keluar dari hutan pinus, perjalanan mulai sedikit menanjak, namun masih bisa ditolerir oleh dengkul para pendaki pemula.
Di campground 1 tepat diketinggian 1.185 MDPL, ada area cukup luas yang bisa digunakan sebagai camp bila tak sanggup melanjutkan perjalanan.
Baca: Tarian Mengerikan Peninggalan Kerajaan Majapahit ini Dipakai Ruwat Desa, Begini Prosesinya
Dari campground 1, kurang lebih 30 menit pendaki akan menjumpai spot area yang bernama Goa Bebek.
Di sini, pendaki tidak akan menemukan hewan bebek seperti nama tersebut, melainkan banyaknya bebatuan besar yang menyerupai bebek sehingga bisa digunakan untuk duduk.
Setelah cukup puas menikmati Goa Bebek, pendaki bisa melanjutkan perjalanan menuju campground 2 diketinggian 1.293 MDPL.
Selama perjalanan menuju dan setelah dari campground 2, pendaki akan disuguhkan pemandangan hutan basah yang cukup rimbun.
Pepohonan di sini cukup besar, setelah itu kita akan menjumpai padang sabana dengan cemara gunung yang menjadi khas vegetasi diketinggian.
Bila perjalanan dilakukan malam hari, pendaki akan disugukan banyaknya lampu yang menyorot dari bawah selama perjalanan.
Baca: Wisata Goa Djepang Disulap Makin Kinclong, Begini Penampakan Barunya
Kenapa demikian, karena selama perjalanan dari campground 2 menuju puncak Puthuk Siwur vegetasi tak begitu lebat, bahkan cenderung perjalanan akan disuguhkan jalan setapak yang bersebelahan langsung dengan jurang.
Dari campground 2 menuju puncak Puthuk Siwur hanya dibutuhkan waktu kurang lebih 20 menit, dengan jalanan yang terus menanjak.
Namun, sesekali pendaki akan mendapatkan "bonus" jalan yang landai. Saat tiba di puncak Puthuk Siwur, pendaki tak perlu khawatir tidak mendapatkan tempat untuk mendirikan tenda.
Sebab, di sini terdapat area yang cukup luas untuk mendirikan beberap tenda.
"Tempatnya cukup bagus, pemandangannya juga indah. Kebetulan saya memilih mendaki malam hari, jadi selama perjalanan lihat lampu perkampungan seperti lihat kunang-kunang bertebangan. Ditambah banyaknya spot area untuk berfoto, membuat kami tidak terasa saat mendaki," kata Idris seorang pendaki dari Mojokerto.
Hal serupa juga dirasakan oleh Rezky pendaki asal Pasuruan ini. Menurutnya, jalur yang landai tapi cukup menanjak membuatnya beberapa kali memilih berisitirahat.
Banyaknya bebatuan saat perjalanan, membuatnya beberapa kali terbentur.
"Kalau pemandangannya, sudah jangan ditanya lagi, pasti keren. Saya tahu tempat ini, juga dari internet. Karena niat awalnya mau ndaki ke Gunung Pundak, tapi setelah lihat Puthuk Siwur cukup keren, kami memilih camp di sini saja," ungkapnya. (Surya/Rorry Nurmawati)