Semarak Ramadan
Suami Istri Tuna Netra Berjuang Bikin Al Quran Braille Secara Manual, Terharu, Alasannya Sederhana
Sepasang suami istri Anik Indrawati dan Suharto memang menyandang tuna netra, namun keterampilannya sangat bermanfaat bagi sesama.
Penulis: Pradhitya Fauzi | Editor: Alga W
Anik sudah akrab dengan huruf Braille semenjak dirinya duduk di bangku setingkat SMA di Sekolah Luar Biasa (SLB) Tri Karya.
"Mulai dari membaca dengan cara meraba, kemudian mengikuti program pelatihan cara membuat huruf Braille tersebut," terang Anik.
Lewat peralatan manual, Anik dapat mempraktekkan kebisaannya membuat Al Quran Braille.
Jemari yang terlihat keriput, bukan alasan untuk membuat Anik berhenti untuk membuat Al Quran Braille secara manual.
Baca: Bikin Penasaran, Gimana Ya Orang di Negara yang Mataharinya Tak Pernah Terbenam Jalani Puasa?
Anik mengimbuhkan, pekerjaan tersebut tidak hanya menggunakan kekuatan otot jari.
Tapi ia juga harus sabar dan tekun serta teliti saat menekan setiap tombol.
"Harus sabar, kalau ada satu yang salah, harus ulang dari awal, satu tombol saja yang salah ditekan, otomatis harus mengulangi lagi," tutur lirih Anik sembari mengetik.
Hal itu berlaku untuk membuat setiap ayat sampai terbentuk menjadi satu jus dalam Al Quran.
"Apalagi kan masih mesin ketik manual khusus huruf Braille, jadi harus ekstra tenaganya," ucap Anik.
Baca: Lewat Vlog nya, Kaesang Pangarep Sindir Tingkah Anak Pejabat yang Minta Proyekan: Dasar Ndeso
Setelah selesai diketik Anik, tugas Suharto adalah melakukan pengecekan terhadap tiap huruf dan mengoreksinya.
Untuk pembuatan jus paling pendek, Anik dan Suharto memakan waktu hampir 1 minggu untuk menyelesaikannya.
Diakui mereka hasil bikinan Al Quran Braille ini tidak akan cukup untuk biaya hidup sehari-hari.
"Apalagi sekarang sudah ada mesin canggih khusus huruf Braille,” ujar Suharto, Senin (29/5/2017).
