Goa Nur Muhammad Tempat Riyadhoh Para Pesilat, ini Lokasinya
Mungkin, masyarakat luas masih belum banyak mengetahui keberadaan musola bawah tanah yang ada di Dusun Losari Desa Pekukuhan Kecamatan Mojosari Kabup
Penulis: Rorry Nurmawati | Editor: Yoni Iskandar
Saat memasuki ruang ini, bau khas tanah masih sangat terasa. Hawa dingin karena kelembabannya begitu dingin menusuk badan. Bahkan air yng tersumber dari mata air terlihat jelas membanjiri tanah sepanjang perjalanan.
Air setinggi mata kaki hingga betis begitu dingin dengan campuran tanah yang masih asli. Di sebelah kanam dan kiri tidak ada beton penyanggah sama sekali, melainkan masih berbentuk gumpalan tanah.
Goa Nur Muhammad Puser Bumi memang tidak begitu dikenal di kalangan masyarakat luas. Hal ini dikarenakan tidak banyknya santri yang berguru di Padepokan Mayangkoro ini.
Bangunan padepokan yang khas dengan desain Arab perpaduan Jawa ini, terlihat mulai tak terawat dengan baik setelah sepeninggal Imam Malik.
Baca: Berselingkuh Saat Bulan Puasa, PNS ini Kena Razia
Hal itu pun diakui oleh Habib yang selama ini mengurus Padepokan Mayangkoro bersama Muhammad Abdul Wahab Said kakaknya.
"Tidak sebanyak dulu sewaktu almarhum abah masih ada. Dulu setiap hari sering dapat kunjungan dari Sidoarjo, Bojonegoro, Surabay dan Kediri sendiri. Paling banyak Kediri, karenan memang abah asli Kediri. Kalau sekarang hanya santri ngaji TPQ saja dari warga sekitar. Kebetulan juga ada masjid di samping, jadi masih sering digunkn untuk berjamaah. Kalau musola bawah tanah, hanya yang punya keinginan saja," jelasnya.
namun tidka menutup kemungkinan, tempat ini tidak hanya dikhususkan bagi para pesilat. Namun terbuka untuk semua kalangan yang ingin beribadah secara tenang, dengan suasana yang berbeda.
"Semua orang boleh ke sini, karena memang dari awal pendirian tempat ini bukan dikhususkan untuk anggota Pagar Nusa, melainkan untuk semua orang yang ingin mendekatkan diri kepada Allah," (Surya/Rorry nurmawati)