Tak Hanya New York, Surabaya Juga Punya Monumen di Dekat Laut, Sejarahnya Mengagumkan!
Dikenal sebagai kota pahlawan, Surabaya juga memiliki banyak tempat, gedung, dan monumen yang menyimpan banyak sejarah.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Ani Susanti
TRIBUNJATIM.COM - Kota Surabaya memiliki beragam tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi.
Dikenal sebagai kota pahlawan, Surabaya juga memiliki banyak tempat, gedung, dan monumen yang menyimpan banyak sejarah.
Satu di antara banyak monumen yang tak banyak orang Surabaya tahu adalah Monumen Jalesveva Jayamahe.
Monumen tersebut berada di kawasan Tanjung Perak Surabaya, tepatnya di ujung barat Dermaga Madura.

Dilansir dari wisatajatim.info, monumen yang memiliki tinggi 30,6 meter tersebut dibangun atas perintah dari Laksamana TNI, Muhammad Arifin, Kepala Staf TNI yang menjabat ditahun 1990-an.
Monumen Jalesveva Jayamahe memiliki bentuk seorang perwista TNI Angkatan Laut dengan seragam lengkapnya sedang berdiri tegak menatap lautan, yang kini juga menatap Jembatan Suramadu.
Baca: Kunjungi Jawa Timur, Ternyata Ini Lho Makanan Khas Favorit Agus Harimurti Yudhoyono
Tangan kanannya terletak di pinggang sementara tanggan kirinya memegang pedang yang ditumpukan ke lantai.
Tentunya, monumen ini memiliki sejarah yang mengagumkan lho.
Simak ulasannya yuk!
1. Di buat oleh seniman patung terkenal

Pembangunan monumen tersebut memakan waktu 6 tahun lamanya dan mulai diresmikan pada 5 Desember 1996, bertepatan dengan Hari Armada Indonesia, oleh Presiden Soeharto.
I Nyoman Nuarta adalah seorang seniman patung terkenal yang menjadi sosok di balik desain monumen yang megah tersebut.
2. Memakan biaya Rp 27 miliar
Pembuatan patung perwira tersebut kala itu membutuhkan biaya sebesar Rp 27 miliar untuk 3.000 ton tembaga.
Dana pembangunan monumen yang menelan biaya cukup besar itu, diperoleh dari swadaya warga TNI AL dan bantuan dari masyarakat secara suka rela, baik berupa sponsorship dari perusahaan-perusahaan, maupun pihak lain yang tertarik pada pembangunan Monumen Jalesveva Jayamahe.
Baca: Begini Nasib Trainee Yuehwa Entertainment yang Dielimisasi dari Produce 101 Season 2
Tidak hanya terdapat patung perwira, di bawah bangunan tersebut juga terdapat bangunan berbentuk bundar yang memiliki tinggi sekitar 30 meter.
Pada bangunan tersebut terdapat Museum TNI AL.
3. Merekam jejak heroik generasi penerus

Tahun 1945 telah diproklamasikan Kemerdekaan Republik Indonesia.
Pada ulang tahun kemerdekaan yang ke 45, ditahun 1990, tongkat estafet perjuangan sepenuhnya telah dialihkan kepada generasi pengisi dan penerus pembangunan.
Karena itu. tahun 1990, dapat dianggap sebagai tombak dalam sejarah perjuangan bangsa.
Baca: Siapa Sangka, Gedung Bersejarah di Surabaya Ini Dulunya Sebuah Toserba Buatan Inggris!
Hal ini pula yang menyebabkan pada tahun yang istimewa tersebut, generasi penerus TNI AL bersama masyarakat yang lain, ingin menghadirkan sesuatu yang istimewa, berupa pembangunan suatu monumen yang peletakan batu pertamanya dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 1990.
Dengan pembangunan monumen ini, generasi penerus mencoba merekam langkah-langkah heroik para pendiri dan sesepuh TNI AL dalam pengabdiannya merintis, menegakkan dan mengisi kemerdekaan melalui Angkatran Laut.
Diharapkan juga dapat mengobarkan semangat perjuangan untuk mengisi kemerdekaan bagi generasi penerus saat ini dan selanjutnya.
4. Motto angkatan laut "Di laut kita berjaya"
Monumen Jalesveva Jayamahe ini juga sesuai dengan motto angkatan laut Jalesveva Jayamahe yang berarti "Di Laut Kita Berjaya."
Monumen ini menggambarkan sosok Perwira TNI Angkatan Laut berbusana Pakaian Dinas Upacara (PDU) lengkap dengan pedang kehormatan yang sedang menerawang ke arah laut, serasa siap menantang gelombang dan badai di lautan.
Baca: Nikmati Buka Puasa di Hotel Bersejarah, Nuansanya Tradisional Banget!
Hal inilah yang ingin diperlihatkan bahwa angkatan laut Indonesia siap berjaya.
Monumen Jalesveva Jayamahe menggambarkan generasi penerus bangsa yang yakin dan optimis untuk mencapai cita-cita.
5. Hal menarik di Monumen Jalesveva Jayamahe
Pada dinding-dinding bangunan museum terdapat berbagai diorama yang menggambarkan sejarah perjuangan yang dilakukan oleh para penjual.
Terdapat pula sejumlah miniatur dan model kapal yang digunakan oleh TNI AL dan sejumlah benda bersejarah lainnya.
Sementara itu di samping patung Perwira TNI, terdapat sebuah gong berukuran cukup besar yang diberi nama Gong Kiai Tentrem.

Gong seberat 2.2 ton tersebut terbuat dari logam kuningan berlapiskan anti karat.
Logam yang digunakan memiliki ketebalan 6 mm dengan diameter mencapai 5 meter.
Di area museum juga terdapat pusat souvenir yang menjual berbagai oleh-oleh mulai dari pakaian, topi, tas, dan sejumlah atribut TNI AL.
Jangan lupa pemandangan kapal-kapal perang TNI, dan jembatan Suramadu yang tampak megah.
Baca: Yuk Berkunjung ke Toko Buku Bersejarah yang Pernah Didatangi Soekarno di Surabaya
Monumen Jalesveva Jayamahe dibuka setiap hari Senin-Jum’at mulai dari pukul 07.00-15.00 WIB.
Biasanya pada peringatan Hari Armada Indonesia, Monumen Jalasveva Jayamahe mengadakan open house untuk umum sehingga untuk masuk ke sana tidak perlu melakukan izin kepada petugas, sebagaimana hari biasanya.
Penasaran, yuk buruan ke sini.
Jangan lupa berpakaian rapi dan bersepatu ya!